Cara Budidaya Pohon Pinang Secara Intensif

Cara budidaya pinang tidak jauh berbeda dengan budidaya tumbuhan lainnya. Dan salah satu syarat utama yang harus diperhatikan dalam menanam pinang ialah bibit. 
Cara budidaya pinang tidak jauh berbeda dengan budidaya tumbuhan lainnya Cara Budidaya Pohon Pinang Secara Intensif

Dalam ilmu bertani, bibit bermutu berasal dari benih terpilih yang berasal dari pohon induk terpilih juga. Bagi Anda yang ingin berkebun pinang, berikut cara menyeleksi bibit pinang dari pohon induk atau pada individu pohon pinang :
  • Pohon induk tumbuh tegar, batang lurus, mahkota pohon berbentuk setengah bundar dan pertumbuhan daun terbagi rata. 
  • Pohon bebas dari serangan hama dan penyakit 
  • Umur pohon lebih dari 10 tahun dan telah stabil berproduksi, yaitu sekitar 4-5 tahun. 
  • Lingkar batang lebih dari 45 cm (diukur pada ketinggian 1 m dari permukaan tanah). 
  • Daun yang terbuka penuh lebih dari 8 helai, 
  • Jumlah tandan lebih dari 4 buah, 
  • Jumlah buah per tandan lebih dari 50 butir. 
Teknik Budidaya Pinang, sebagai berikut:

Untuk budidaya tumbuhan pinang untuk mendapat tumbuhan yang baik harus melalui beberapa tahap yaitu :

A. Persiapan Bibit.

Perbanyakan tumbuhan pinang dilakukan dari penyemaian biji. Kerugian pembibitan dengan biji ialah akan terjadi segregasi (penurunan kualitas keturunan) secara genetik pada tumbuhan yang bersifat heterosigous dan jangka waktu untuk berproduksinya akan sangat lama.

1). Jumlah bibit.

Kebutuhan biji untuk disemaikan sebaiknya dicadangkan sebanyak 50 % dari jumlah bibit yang diharuskan ditanam dalam setiap hektar areal tanam. Untuk jarak tanam 2,7 m X 2,7 m, akan diperoleh sebanyak 1.300 tanaman/Ha. Oleh lantaran itu disiapkan sebanyak 1.950 biji pinang untuk disemaikan.

2). Kriteria buah untuk bibit.

Beberapa kriteria perihal buah pinang yang baik untuk dijadikan bibit, yaitu ukuran, berat, dan umur buah. Khusus untuk ukuran buah, sangat tergantung pada varietas pinang. Ukuran buah pinang bervariasi dari ukuran kecil hingga besar. 

Kriteria untuk ukuran buah besar ialah sebagai berikut:

  • Buah diambil yang mempunyai ukuran besar dan seragam, buah yang besar berpotensi menghasilkan buah yang besar. 
  • Berat buah yang dijadikan bibit sekitar 60 buah/kg. 
  • Semakin sedikit jumlah per kilogramnya maka bijinyapun semakin baik dijadikan benih. 
  • Umur Pohon yang baik untuk bibit. 
  • Umur pohon lebih dari 10 tahun dan telah stabil berproduksi, yaitu sekitar 4-5 tahun. Buah untuk benih harus matang tepat (warna oranye) dengan bobot di atas 35 g.
3). Perlakuan buah

Dalam pembibitan pinang ada yang tanpa perlakuan eksklusif menyemaikan buah dan ada yang diberi perlakuan terlebih dahulu sebelum disemai dengan merendam buah selama 24 jam. Air sangat mensugesti percepatan perkecambahan biji selain suhu, oksigen dan cahaya.
Sebaiknya perendaman buah dalam air jangan terlalu usang
Suhu yang tinggi akan memacu percepatan perkecambahan sejalan dengan naiknya suhu.
Oksigen sangat dibutuhkan untuk respirasi. Dengan sistem drainase dan pengolahan pengaturan bedengan yang baik akan mempercepat perkecambahan lantaran aerasi berjalan dengan baik. Aerasi yang baik ini terjadi lantaran kebutuhan oksigen terjamin.

4). Persiapan lahan.

Sebelum dilakukan acara perkecambahan biji, lahannya perlu disiapkan terlebih dahulu supaya pertumbuhan optimal. Untuk kebutuhan bibit pada penanaman di lahan seluas 1 ha maka luas perkecambahan yang dibutuhkan sekitar 4-5 m² atau sekitar 400 biji/m². Langkah-langkah menyiapkan lahan sebagai berikut :
Pilih lokasi lahan yang cukup baik atau subur dan kondusif dari ganggguan orang, ternak, dan organisme pengganggu lainya.
Bersihkan lahan dari rumput terlebih dahulu dengan cara dicangkul.
Buat bedengan memanjang sesuai keadaan lahan dengan lebar 1 m. Caranya dengan menggali jalan masuk drainase di antara dua bedengan dan tanah galiannya diuruk ke tengah sambil diratakan. Sebaiknya jalan masuk drainase dirapikan.

5). Perkecambahan

Setelah lahan disiapkan, tahap selanjutnya ialah menyemai biji-biji yang sudah dipilih. Proses perkecambahan biji ini akan berlangsung sekitar 1,5-2 bulan. Saat itu akar atau tunas dari biji sudah bermunculan, tahapan perkecambahan biji ialah sebagai berikut :
Susun biji pinang terpilih pada bedengan dengan posisi horizontal. Penyusunan harus rapat supaya daya tampung bedengan menjadi maksimal.
Tutup biji pinang tersebut dengan lapisan tanah subur setebal 0,5 cm.
Bedengan diberi naungan supaya kelembaban terjaga dan terhindar dari sinar matahari langsung. Penyiraman dilakukan pada setiap pagi dan sore hari.
Bedengan diberi pagar supaya terhindar dari gangguan binatang piaraan. 

B. Cara Pembibitan.

Setelah biji berkecambah, acara selanjutnya ialah pembibitan. Pembibitan ini dibagi dua tahap sebagai berikut :

1. Pembibitan tahap pertama.

Pada tahap pembibitan pertama ini kecambah biji dibibitkan pada lahan dengan lebar 1 m dan panjang diubahsuaikan dengan kondisi lapangan dan bedengan diberi dinding keliling dari papan setinggi polybag ( 15 Cm). Tujuan supaya polybag sanggup disusun tegak dan rapi.

Setelah lahan pembibitan siap, acara selanjutnya ialah menyiapkan polybag untuk pembibitan. Polybag yang dipakai berukuran volume 1 kg atau setinggi 15 cm. Polybag harus mempunyai lubang di potongan bawahnya supaya drainasenya baik. Kemudian isi polybag dengan tanah hingga setinggi ¾ bagian, kemudian dipadatkan.

Polybag diisi dengan kecambah biji pinang, pengambilan kecambah ini harus hati-hati supaya tunas dan akarnya tidak rusak. Biji kecambah dibenamkan sedalam 4 Cm atau posisi rata dengan permukaan tanah, setiap polybag berisi satu kecambah, kecambah ini ditutupi dengan tanah secukupnya supaya kelihatan rapi.

Agar terhindar dari sengatan matahari bedengan diberi naungan. Tinggi tiang naungan sekitar 2,5 m. Sebagai atap sanggup dari daun kelapa, nipah dan alang-alang , naungan mulai dikurangi sehabis bibit berumur 1,5 bulan. Pengurangan ini dilakukan hingga bibit akan dipindahkan pada pembibitan kedua atau sudah berumur 5 bulan.

Agar bibit sanggup tumbuh baik perlu dipelihara menyerupai berikut :
Penyiraman dilakukan setiap pagi atau sore hari sebanyak 0,25 l/polybag.
Penyiangan gulma dilakukan bila di dalam dan disekitar polybag tumbuh gulma. Jika ada penyusutan tanah sebaiknya ke dalam polybag ditambahkan tanah baru.

Pemupukan di polybag diberi pupuk NPK dengan takaran 4 g/polybag. Bila memakai urea, takaran sekitar 2 g/l air, kemudian disemprotkan ke daun, batang, dan tanah. 

Pencegahan hama dan penyakit dilakukan dengan penyemprotan insektisida dan fungisida. 

Seleksi bibit yang baik ialah bibit yang berpangkal batang relatif besar menyerupai botol dan helai daun melengkung. Bibit yang lurus ke atas ialah bibit jantan yang tidak akan pernah berbuah. 
Adapun ciri - ciri buah bibit pinang unggul, sanggup disimak dalam video berikut ini.


2. Pembibitan tahap ke dua.

Untuk pembibitan tahap ke dua jarak antar polybag sekitar 30 cm X 30 cm. Keadaan lahannya harus datar supaya polybag bibit tidak rebah.

Polybag yang disiapkan bervolume sekitar 6 kg media tanam. Ke dalam polybag diisi tanah subur 2/3 bagian. Selain tanah subur, ke dalam polybag pun sanggup diisi dengan kompos plus. Dari 2/3 potongan polybag yang akan diisi dengan media tanam, 50 % ialah kompos plus(pada potongan bawah) dan 50 % sisanya diisi tanah biasa (pada potongan atas).

Setelah media tanamnya dimasukan didalam polybag besar, bibit dari polybag kecil pada pembibitan tahap pertama sanggup dipindahkan. Caranya dengan menyobek polybag kecil, kemudian bibit ditanam dalam polybag besar. Tanahnya harus relatif padat dan pangkal batang bibit tepat pada permukaan polybag.

Agar pertumbuhan tumbuhan dalam polybag lebih tepat pertumbuhannya perlu dilakukan pemupukan NPK dengan takaran 20 g setiap polybag.

Pada areal pembibitan ke dua ini tidak perlu ada pelindung dari sinar matahari, lantaran sinar matahari sangat dibutuhkan bibit untuk pertumbuhannya.

Lokasi pembibitan sebaiknya diberi pagar keliling untuk menghindari gangguan dari binatang peliharaan, sebaiknya lokasi pembibitan akrab dengan sumber air.

Pemeliharaan tahap ke dua ini dilakukan selama tujuh bulan atau hingga bibit berumur satu tahun terhitung dari pembibitan tahap pertama. Dan bibit siap di tanam.

C. Persiapan Lahan Penanaman

Tahapan yang harus dilakukan sehabis lokasi tanam di tentukan lahan perlu dilakukan pengolahan lahan dari pembukaan lahan hingga dengan pembuatan lobang tanam.

1. Pembukaan lahan.

Lahan yang sanggup ditanami tumbuhan pinang ialah lahan semak belukar, lahan tidur, dan pekarangan.

a. Lahan semak belukar.

Lahan ini biasanya didominasi oleh semak belukar dan pohon berkayu atau pohon lain yang dianggap tidak mempunyai kegunaan sanggup di tebang, membersihkan gulma sebaiknya dengan herbisida, terlebih kalau arealnya cukup luas. Herbisida yang sanggup dipakai antara lain Pelithapon, Dalapon, Round-Up, Gramoxone S, Para-Col, Spak, Dual, Ronstar, Polaris, Basta, dan Dawpon.

b. Lahan Pekarangan.

Lahan pekarangan umumnya ditanami bermacam-macam jenis tumbuhan baik tumbuhan yang produktif maupun tumbuhan yang tidak produktif. Untuk tumbuhan yang tidak produktif perlu di ganti dengan tumbuhan produktif. Tanaman yang tidak produktif disingkirkan dan dengan cara di babat dan gulma yang tumbuh perlu di cabut.

c. Lahan tidur

Lahan tidur ialah lahan yang peruntukannya belum direncanakan, untuk lahan yang belum atau sudah pernah di tanami namun gagal sehingga ditinggalkan dan dibiarkan sehingga tumbuh gulma atau pohon yang tidak diinginkan tumbuh. Lahan tidur inipun cocok untuk ditanami pinang dengan terlebih dahulu dibersihkan. Bila lahan sering tergenang air, perlu dibuatkan jalan masuk drainase.

d. Lahan Pertanaman Kelapa

Penanaman di lahan pertanaman kelapa (pinang sebagai tumbuhan sela) sanggup dilakukan pada lahan pertanaman kelapa yang mempunyai jarak tanam 9 x 9 meter segi empat. Tanaman pinang sanggup ditanam diantara dua baris tumbuhan kelapa dengan jarak tanam 2,5 x 2,5 meter segi empat

2. Penentuan jarak tanam

Jarak tanam yang biasa di tanam dilapangan ialah 2,7 m X 2,7 m. Jarak tanam ini dianggap cukup efisian untuk pertumbuhan tanaman.

Diantara tumbuhan dalam barisan sanggup ditanami dengan tumbuhan lain menyerupai tumbuhan palawijo sebagai tumbuhan tumpang sari.

3. Pemancangan Tiang Ajir

Pemancangan dilakukan sehabis lahan penanaman bersih. Dengan pemancangan akan memudahkan penentuan letak lubang tanam dengan jarak teratur.

Pemancangan didasarkan pada kerapatan pohon per hektar, jarak tanam, dan topografi kawasan setempat. Pemancangan di areal rata dilakukan sesuai jarak tanam. Sedangkan dilahan berbukit atau berkontur, pemancangan dilakukan dengan arah barisan berdasarkan kontur lahan dan jarak antar barisan berdasarkan proyeksi jarak antar barisan.

Alat yang dipakai untuk melaksanakan pemancangan ialah tali nylon (tali polythylene). Tali nylon disiapkan sepanjang 100 m. Pada tali tersebut diberi tanda (diikat diikat dengan benang) batas setiap panjang 3 m. Sebaiknya ada perbedaan mencolok antara warna tali nylon dengan benang. Fungsi tanda tersebut ialah memudahkan penancapan ajir di areal.

Ajir biasanya dibentuk dari bambu dengan diameter minimal 2 cm. Tinggi anjir sekitar 1,5 m. Jumlah ajir yang disiapkan sesuai jumlah tumbuhan yang seharusnya disiapkan untuk luasan tertentu. Dengan jarak tanam 2,7 m x 2,7 m maka yang perlu disiapkan sekitar 1.300 ajir (untuk luasan 1 hektar). Agar ajir gampang ditancapkan ketanah potongan pangkalnya diruncingkan.

Setelah alat dan ajir disiapkan, pemancangan sanggup segera dilakukan. Tancapan satu ajir di sudut tertentu dari lahan, contohnya sudut sebelah timur dan ikatkan tali nylon pada ajir tersebut. Tarik tali seluruhnya kearah sudut lainnya (barat). Beri ajir disudut barat dan ikat tali pada ajir tersebut. Tarikan tali ini nantinya akan merupakan barisan pertama. Tali harus ditarik lurus ke arah sudut lain. Penancapan ajir tersebut sanggup diubahsuaikan dengan lahan terpanjang walaupun tanpa arah.

Setelah itu, tancapan ajir satu per satu sesuai tanda pada tali. Bila sudah selesai, tali sanggup dipindahkan pada barisan di sebelahnya atau barisan kedua yang sebelumnya sudah diukur dengan jarak 2,7 m. Lakukan pemancangan ajir menyerupai pada barisan pertama, demikian seterusnya hingga seluruh lahan diberi ajir. Setiap final pemancangan ajir pada satu barisan.

4. Strip clearing

Strip clearing merupakan acara pencucian kayu-kayu di sepanjang jalur antara setiap dua barisan ajir atau tiang pancang. Jalur ini nantinya akan dijadikan jalan. Lebar jalan cukup 1 M. Tunggul atau batang kayu yang masih ada dijalur tersebut sebaiknya dipotong atau dimusnahkan. 

Strip clearing berfungsi kalau pada areal tersebut ditanami rumput epilog tanah (kacang-kacangan), tetapi tidak mempunyai kegunaan kalau pada sela-sela barisan tumbuhan pinang ditanami tumbuhan tumpang sari. Ini disebabkan rumput epilog tanah atau kacang-kacangan akan tumbuh menutupi tanah atau kacang-kacangan akan tumbuh menutupi tanah, bahkan sanggup memanjat atau menggulung hingga ke tumbuhan pokok.

Akibatnya seluruh areal pertanaman akan sanggup tertutupi oleh tumbuhan pokok maka di areal tersebut perlu dibentuk jalan, minimal lebarnya 60 cm. Kalau tidak ada jalan, tumbuhan epilog tanah ataupun kacang-kacangan akan terinjak-injak dikala melaksanakan acara perawatan.

Sebaliknya kalau yang ditanam ialah tumbuhan sela maka jalan tidak perlu dibuat. Ini disebabkan tumbuhan sela tidak akan menutupi tanah. Di antara tumbuhan sela tersebut kita masih sanggup berjalan. Contoh tumbuhan sela yang sanggup ditanam pada areal pertanaman pinang ialah jagung atau kacang tanah.

Diolah dari sumber infotanam.blogspot.com

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel