Aplikasi Ruang Desa Siap Diakses
Ruang Desa ialah sebuah aplikasi daring (android) menjadi balasan bagi para pegiat desa yang kesulitan berkonsultasi perihal desa.
Misalnya, hal yang berkaitan dengan Undang-Undang Desa, Dana Desa maupun Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Aplikasi ini akan mulai dipakai terhitung Bulan Maret tahun ini (2017).
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Eko Sandjojo, mengatakan, aplikasi ini juga menjadi balasan atas minimnya jumlah pendamping desa, di mana dikala ini satu pendamping desa masih menangani 4 desa sekaligus. Lewat aplikasi ini, perangkat desa, pendamping desa, dan tenaga hebat sanggup saling berkonsultasi dan mendapat notifikasi atau isu perihal desa hanya dengan memakai ponsel.
“Satu pendamping menangani 4 desa, jadi tidak tentu pendamping desa ada di desa itu. Masyarakat dan pejabat desa jika ada pertanyaan sanggup pribadi cepat dijawab. Selain ada balasan digital, aplikasi ini juga sanggup pribadi kanal ke pendamping desa di daerahnya masing-masing,” ungkapnya pada launching Aplikasi Ruang Desa di Kalibata, Jakarta, Selasa (31/01).
Selain itu, menurutnya aplikasi ini juga akan menyediakan data real time bagi pemerintah. Hal tersebut menjadi penting semoga kebijakan-kebijakan yang diberikan pemerintah terhadap desa akan lebih akurat, cepat, dan tepat. Apalagi dalam aplikasi ini, terdapat ruang khusus yang sanggup memantau complain (keluhan) desa.
“Desa kita banyak, tanpa digital mustahil 74.910 desa sanggup data yang real time. Sehingga jika data akurat, semoga kebijakan kita juga akurat dan cepat. Diharapkan jika ada masalah, proses penyelesaiannya juga lebih cepat,” paparnya.
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Eko Sandjojo, mengatakan, aplikasi ini juga menjadi balasan atas minimnya jumlah pendamping desa, di mana dikala ini satu pendamping desa masih menangani 4 desa sekaligus. Lewat aplikasi ini, perangkat desa, pendamping desa, dan tenaga hebat sanggup saling berkonsultasi dan mendapat notifikasi atau isu perihal desa hanya dengan memakai ponsel.
“Satu pendamping menangani 4 desa, jadi tidak tentu pendamping desa ada di desa itu. Masyarakat dan pejabat desa jika ada pertanyaan sanggup pribadi cepat dijawab. Selain ada balasan digital, aplikasi ini juga sanggup pribadi kanal ke pendamping desa di daerahnya masing-masing,” ungkapnya pada launching Aplikasi Ruang Desa di Kalibata, Jakarta, Selasa (31/01).
Selain itu, menurutnya aplikasi ini juga akan menyediakan data real time bagi pemerintah. Hal tersebut menjadi penting semoga kebijakan-kebijakan yang diberikan pemerintah terhadap desa akan lebih akurat, cepat, dan tepat. Apalagi dalam aplikasi ini, terdapat ruang khusus yang sanggup memantau complain (keluhan) desa.
“Desa kita banyak, tanpa digital mustahil 74.910 desa sanggup data yang real time. Sehingga jika data akurat, semoga kebijakan kita juga akurat dan cepat. Diharapkan jika ada masalah, proses penyelesaiannya juga lebih cepat,” paparnya.
Terkait koneksi jaringan internet, Menteri Eko menyampaikan bukan lagi menjadi dilema untuk penggunaan aplikasi ini. Sebab 70 persen desa di Indonesia dikala ini telah terkoneksi internet. Bahkan telah mempunyai website dan e-commerce. “Yang 30 persen selebihnya tahun ini, semoga sanggup dipastikan bahwa desa-desa akan terjangkau oleh internet,” ujarnya.
Adapun user (pengguna) dari aplikasi Ruang Desa ialah fasilitator (pendamping desa dan tenaga ahli) dan perangkat desa. Aplikasi ini sanggup diunduh secara gratis. Sebagai tahap awal, Kemendes PDTT dan Ruangguru.com akan mengadakan training penggunaan aplikasi Ruang Desa di tiga provinsi, yakni Aceh, Nusa Tenggara Barat, dan Jawa Timur.
“Kan ini masih baru, maka 3 provinsi ini akan dijadikan model. Dari situ jika ada dilema akan kita perbaiki. Kalau sudah tepat akan kita perluas,” ujarnya.
Di sisi lain, Kepala Balilatfo Kemendes PDTT, M. Nurdin mengatakan, uji coba penggunaan aplikasi ini akan dilakukan akan dilakukan sampai bulan Juni mendatang. Ia berharap, aplikasi tersebut sanggup bermanfaat terutama dalam menjawab pertanyaan mengenai BUMDes, perencanaan, serta pengelolaan desa.
“Ini ialah langkah awal untuk mewujudkan Nawacita membangun Indonesia dari kawasan pinggiran. Dan akan terus mengalami perubahan menyesuaikan perkembangan dan masukan dari desa,” ujarnya. (Sumber: Kemendes)
Adapun user (pengguna) dari aplikasi Ruang Desa ialah fasilitator (pendamping desa dan tenaga ahli) dan perangkat desa. Aplikasi ini sanggup diunduh secara gratis. Sebagai tahap awal, Kemendes PDTT dan Ruangguru.com akan mengadakan training penggunaan aplikasi Ruang Desa di tiga provinsi, yakni Aceh, Nusa Tenggara Barat, dan Jawa Timur.
“Kan ini masih baru, maka 3 provinsi ini akan dijadikan model. Dari situ jika ada dilema akan kita perbaiki. Kalau sudah tepat akan kita perluas,” ujarnya.
Di sisi lain, Kepala Balilatfo Kemendes PDTT, M. Nurdin mengatakan, uji coba penggunaan aplikasi ini akan dilakukan akan dilakukan sampai bulan Juni mendatang. Ia berharap, aplikasi tersebut sanggup bermanfaat terutama dalam menjawab pertanyaan mengenai BUMDes, perencanaan, serta pengelolaan desa.
“Ini ialah langkah awal untuk mewujudkan Nawacita membangun Indonesia dari kawasan pinggiran. Dan akan terus mengalami perubahan menyesuaikan perkembangan dan masukan dari desa,” ujarnya. (Sumber: Kemendes)