Kemendes: Kembangkan Komoditas Unggulan Berbasis Sdl

GampongRT - Indonesia, boleh dibilang mempunyai ratusan komoditi unggulan yang layak untuk di ekspor, ibarat kakao, kopi, lada, undang beku, kunyit, pinang, dan kerikil bara. Komoditas - komoditas unggulan Indonesia tersebar diseluruh pelosok Nusantara, dari Sabang hingga Merauke.

Hanya saja potensi yang dimiliki Indonesia, dewsa ini belum menerima perhatian yang optimal untuk dikembangkan dalam rangka meningkatkan pendapatan Negara untuk kesejateraan rakyat. 

Untuk menyebarkan komoditas unggulan berbasis sumberdaya lokal (SDL) tentu langkah yang baik dalam pengembangan desa, namun dalam pelaksanaannya dibutuhkan tidak merusak alam, alasannya ialah alam harus dijaga serta dipelihara untuk generasi selanjutnya. 

Kini banyak sekali terobosan untuk mempercepat pengentasan kawasan tertinggal terus dilakukan oleh Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT). Salah satunya, menyebarkan komoditas unggulan berbasis sumberdaya lokal di kawasan tertinggal.

Seperti dilansir dari info kemendesa, Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi menyebutkan, "Setiap kawasan di Indonesia termasuk kawasan tertinggal, mempunyai banyak sekali komoditas yang diproduksi dan diperdagangkan oleh masyarakat setempat, kita seleksi mana yang layak dijadikan komoditas unggulan untuk menggerakkan perekonomian daerah" ujar Marwan, di Jakarta, Kamis (7/5).

Ia mendorong Pemerintah Kabupaten kawasan tertinggal untuk menyebarkan komoditas unggulan, dengan memanfaatkan potensi sumberdaya lokal yang tersedia. Yang berada di kawasan agraris, potensi komoditasnya ialah produk pertanian dan perkebunan. Sedangkan yang di pesisir potensi utamannya ialah perikanan, rumput bahari dan komoditas lainnya.

"Negeri kita ini kaya akan banyak sekali macam sumberdaya agraris dan maritim, demikian pula di kawasan tertinggal, ayo tolong-menolong kita kembangkan produk apa yang layak kita jadikan komoditas unggulan daerah, yang bernilai jual tinggi, memperlihatkan nilai tambah bagi ekonomi kawasan dan kesejahteraan masyarakat" imbuh Menteri Marwan.

Lebih lanjut ia menerangkan, untuk menjadi komoditas unggulan ada beberapa kriteria yang menjadi pertimbangan. Pertama, ketersediaan materi baku, kedua, jumlah produksi, ketiga, kualitas produk, keempat, kemasan yang menarik, kelima, harganya terjangkau, dan keenam, unsur keunikan atau kekhasan kawasan baik dari citarasa, kelangkaan atau aspek lainnya.

"Adanya unsur keunikan lokal atau kekhasan kawasan ini merupakan daya saing suatu produk yang akan memperlihatkan nilai jual tinggi, apalagi kini ini animo konsumsi masyarakat sangat menghargai unsur kreatifitas yang menyebabkan suatu produk berbeda alasannya ialah adanya keunikan corak budaya atau kekhasan citarasa kawasan tertentu" ungkap Menteri Marwan.

Namun ia menyadari banyak sekali keterbatasan yang dihadapi kawasan tertinggal. Untuk itu dilakukan percepatan dan peningkatan pembangunan infrastruktur dan sarana prasarana lainnya untuk mendukung kelancaran aktifitas sosial dan ekonomi masyarakat di kawasan tertinggal.

Selain itu, dilakukan capacity building untuk meningkatkan kualitas sumberdaya insan kawasan tertinggal melalui training kewirausahaan, administrasi usaha, teknik produksi, teknik kemasan, teknik pemasaran, dan keterampilan lainnya. Selanjutnya dibantu dengan permodalan awal, peralatan secukupnya, dan pendampingan usaha.

"Berbagai macam pertolongan perkuatan ini sifatnya stimulan untuk memacu semangat dan kinerja masyarakat kawasan tertinggal biar mengerahkan seluruh kemampuan dan kreatifitasnya hingga bisa menghasilkan suatu produk yang benar-benar layak dijadikan komoditas unggulan daerah" beber Menteri Marwan.

Marwan Jafar mengakui, Pemerintah tidak bisa sendirian dalam mewujudkan terobosan ini. Dukungan dan peranserta kalangan dunia perjuangan sangat dibutuhkan, khususnya dalam memilih jenis komoditas unggulan tertentu. Karena dunia perjuangan yang mempunyai susukan terhadap pasar, relatif lebih paham jenis komoditas apa yang diterima oleh pasar dan disukai konsumen.

"Teman-teman pengusaha kawasan sangat kita harapkan peransertanya khususnya dalam aspek promosi dan pemasaran, jadi kita berdiri linkage antara perjuangan rakyat dengan perjuangan besar atas dasar saling memajukan dan saling mensejahterakan, tata perekonomian semacam inilah yang ingin kita berdiri dan kembangkan untuk mengentaskan kawasan tertinggal dalam rangka mewujudkan Indonesia yang berdaulat, maju dan sejahtera" tandas Menteri Marwan.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel