Indonesia-Korsel Kolaborasikan Gerakan Berdiri Desa

GampongRT - Republik Indonesia melalui Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi menjalin kerjasama dengan Kementerian Administrasi Pemerintahan dan Dalam Negeri Republik Korea dalam ranah gerakan membangun desa.

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Marwan Jafar menjelaskan penandatangan MoU dengan Korea Selatan dinilai kontekstual dalam menggerakan pembangunan desa.

“Kita sudah bertemu sebelumnya, kebetulan kontektual. Kalau di Korea ada yang namanya Saemaul Undong (Gerakan Desa Baru), model gerakannya menyerupai menggerakkan revolusi mental bangsa melalui pemerintah desanya kemudian pemerintah mendupport dengan APBNnya, jadi bentuknya partisipatif,” ujar Menteri Marwan usai melaksanakan penandatangan MoU antara Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi dengan Kementerian Administrasi Pemerintahan dan Dalam Negeri Republik Korea di Kalibata, Jakarta, Selasa (25/8).


Gerakan pemberdayaan masyarakat desa di Korea Selatan, berdasarkan Menteri Marwan mempunyai kesamaan dengan pembangunan desa di Indonesia yang memakai pronsop partisipatif.

“Prinsipnya sama partisipatif, bila di Indonesia kita ada dana desa, dana kementerian desa, dan dana ADD untuk membangun desa, sedangkan di Korea Selatan lebih pembangunannya dengan melaksanakan revolusi mentalnya,” tandasnya.

Selanjutnya, Kementerian Desa akan melaksanakan kunjungan ke Korea Selatan pada bulan November nanti dan mengkongkritkan kerjasama kedua Negara tersebut. “Kita nanti akan lihat dengan Korea pada November nanti. Mereka mengundang kami kesana dulu gres nanti ada kerjasama secara kongkrit,” ujarnya.

Selain dengan Korea Kementerian Desa, Pembangunan Daerah tertinggal, dan Transmigrasi juga akan melaksanakan penjajakan kerjasama dengan Jepang, Australia, FAO, Amerika dan beberapa Negara yang lainnya.

Sementara itu, Wakil Menteri Administrasi Pemerintahan dan Dalam Negeri Korea Chung Chae Gun menjelaskan gerakan desa gres yang disebut Saemaul undong di Korea Selatan sudah dimulai semenjak tahun 1970.

“Gerakan ini hingga dikala ini masih ada didalam hati masyarakat Korea sebab dianggap sebagai kunci keberhasilan pembangunan masyarakat desa di Korea,” ujar ujar Chung Chae Gun dalam sambutannya.

Dengan adanya MoU dengan Indonesia, Chung berharap dapat mendongkrak pembangunan perdesaan dengan melaksanakan pendampingan di beberapa desa dan melaksanakan pertukaran sumber daya manusia.

“Tadi aku sempat berbicara dengan bapak Marwan Jafar ia mempunyai janji membangun desa untuk kesejahteraan Indonesia, ini gotong royong arah yang bagus,” ujar Chung dalam sambutannya.


Sumber: kemendesa.go.id

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel