Morihiko Hiramatsu: Indonesia Punya Potensi Besar Pengembangan Ovop
Gerakan One Village One Product (OVOP) atau Satu Desa Satu Produk merupakan suatu gerakan sosial yang tumbuh dari bawah keatas (bottom up). Konsep ini pertama kali dikembangkan oleh Morihiko Hiramatsu, seorang Gubernur Oita Prefecture, Jepang. Kemudian, konsep ini diperkenalkan ke banyak sekali negara berkembang, termasuk Indonesia.
Atas perjuangannya, Morihiko Hiramatsu mendapat Ramon Magsayasay Award dalam kategori pelayanan pemerintahan atas usahanya untuk mencapai pertumbuhan ekonomi dapat bangun diatas kaki sendiri untuk Oita melalui gerakan satu-produk dan panggilan semangatnya untuk produk lokal dengan daya tarik global.
Kesuksesan Gerakan One Village One Product yang diperjuangka Morihiko Hiramatsu, bukan tanpa kritik. Starviking dalam situs Japang Times menulis, "One village, one product" seems to be a flawed concept: what if the product does not sell, or circumstances change?
"Satu desa, satu produk" sepertinya menjadi konsep cacat: bagaimana kalau produk tidak menjual, atau keadaan berubah?
Morihiko Hiramatsu: "Indonesia Punya Potensi Satu Desa Satu Produk"
Di Indonesia, jadwal One Village One Product (OVOP) sudah dicanangkan semenjak 2011 sebagai Gerakan Nasional. Beberapa Desa di Jawa Barat, DIY dan Bali telah dijadikan sebagai kawasan percontohan dibawah training dan pendampingan Kementerian Negara Koperasi dan UKM.
Indonesia punya sumber daya, bakat ekonomi, dan produk yang competitive advantage. Kalau saja setiap kawasan atau desa fokus menyebarkan produk unggulannya, baik dari sisi kualitas maupun pemenuhan produksi. Maka Indonesia akan menjadi negara yang sukses menyebarkan Program Satu Desa Satu Produk!
Pelopor konsep OVOP menyatakan Indonesia memiliki potensi yang besar sekali untuk pengembangan OVOP. "Produknya ibarat buah-buahan, tumbuhan lokal, dan banyak lagi,"ujar Morihiko Hiramatsu dalam sebuah sumber terpecaya.
Oleh alasannya itu, gerakan “Satu Desa Satu Produk” atau One Village One Product (OVOP) patut didukung. Kanapa harus didukung, secara konsep OVOP dapat diandalkan dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat serta menjadi wahana revitalisasi ekonomi daerah.
OVOP dapat menjadi salah satu metode untuk membendung arus urbanisasi warga desa ke kota. Juga memungkinkan acara ekonomi desa dikembangkan sesuai dengan potensi dan keunggulan desa masing-masing.[]
Atas perjuangannya, Morihiko Hiramatsu mendapat Ramon Magsayasay Award dalam kategori pelayanan pemerintahan atas usahanya untuk mencapai pertumbuhan ekonomi dapat bangun diatas kaki sendiri untuk Oita melalui gerakan satu-produk dan panggilan semangatnya untuk produk lokal dengan daya tarik global.
Kesuksesan Gerakan One Village One Product yang diperjuangka Morihiko Hiramatsu, bukan tanpa kritik. Starviking dalam situs Japang Times menulis, "One village, one product" seems to be a flawed concept: what if the product does not sell, or circumstances change?
"Satu desa, satu produk" sepertinya menjadi konsep cacat: bagaimana kalau produk tidak menjual, atau keadaan berubah?
Morihiko Hiramatsu: "Indonesia Punya Potensi Satu Desa Satu Produk"
Di Indonesia, jadwal One Village One Product (OVOP) sudah dicanangkan semenjak 2011 sebagai Gerakan Nasional. Beberapa Desa di Jawa Barat, DIY dan Bali telah dijadikan sebagai kawasan percontohan dibawah training dan pendampingan Kementerian Negara Koperasi dan UKM.
Indonesia punya sumber daya, bakat ekonomi, dan produk yang competitive advantage. Kalau saja setiap kawasan atau desa fokus menyebarkan produk unggulannya, baik dari sisi kualitas maupun pemenuhan produksi. Maka Indonesia akan menjadi negara yang sukses menyebarkan Program Satu Desa Satu Produk!
Pelopor konsep OVOP menyatakan Indonesia memiliki potensi yang besar sekali untuk pengembangan OVOP. "Produknya ibarat buah-buahan, tumbuhan lokal, dan banyak lagi,"ujar Morihiko Hiramatsu dalam sebuah sumber terpecaya.
Oleh alasannya itu, gerakan “Satu Desa Satu Produk” atau One Village One Product (OVOP) patut didukung. Kanapa harus didukung, secara konsep OVOP dapat diandalkan dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat serta menjadi wahana revitalisasi ekonomi daerah.
OVOP dapat menjadi salah satu metode untuk membendung arus urbanisasi warga desa ke kota. Juga memungkinkan acara ekonomi desa dikembangkan sesuai dengan potensi dan keunggulan desa masing-masing.[]