Daerah Diminta Naikkan Alokasi Dana Desa Apbd

Ayo Bangun Desa - Pemerintah melalui Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal,dan Transmigrasi meminta pemerintah kawasan meningkatkan anggaran alokasi dana desa (ADD) yang bersumber dari APBD.

Hal itu dinilai sebagai wujud akad bersama antara Pemerintah Pusat dan kawasan dalam menyebarkan desa. “Saya tantang bupati untuk meningkatkan ADD, alasannya ialah Pemerintah Pusat mulai tahun depan juga akan meningkatkan dana desa dua kali lipat.

Dengan demikian, ada akad sama untuk membangun desa,’’ ujar Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Eko Putro Sandjojo. Seperti diketahui, pada 2018, pemerintah akan meningkatkan dana desa dalam jumlah signifikan.

Setiap desa akan menerima dana Rp 1,6-1,8 miliar. Dana besar yang digelontorkan itu dibutuhkan sanggup meningkatkan kualitas kesejahteraan masyarakat desa.

‘’Pencairan dana desa itu sudah sanggup meningkatkan kualitas hidup masyarakat desa. Namun mulai tahun ini, kami berharap bukan hanya meningkatkan kualitas hidup, melainkan juga meningkatkan pendapatan,’’ ujar Eko.

Potensi Unggul

Salah satu upaya untuk meningkatkan perekonomian ialah melalui Program Unggulan Kawasan Pedesaan (Prukades).

‘’Saya minta setiap desa fokus kembangkan potensi unggulannya, jangan berganti-ganti. dengan demikian, skala produksi sanggup bertambah dan dunia perjuangan sanggup masuk ke desa,’’ tegasnya.

Kementrerian juga terus berusaha membantu pemerintah kawasan untuk memilih potensi lokal yang sanggup dikembangkan dan mempunyai nilai ekonomi tinggi.

Pihaknya berupaya untuk menyinergikan antara daerah, dunia usaha, dan perbankan. ‘’Setiap ahad mengumpulkan sepuluh kepala desa, wakil dari Kementerian Pertanian, pihak perbankan, dan dunia usaha, untuk sama-sama membahas dan memilih Prukades,’’ tuturnya.

Terkait hasil dari sektor pertanian, menurutnya, sudah mempunyai kualitas baik, namun masih terdapat problem pada sarana pasca panen. ‘’Sektor pertanian kita sebenarnya sudah bagus, hanya sarana pasca panen yang kurang. Akibatnya, panen berlimpah tak tertampung sehingga harga jatuh,’’ tutur Eko.(*)

Suara Merdeka.com

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel