Presiden Ifad Apresiasi Keberasilan Indonesia Dalam Membangun Desa
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo menghadiri lembaga internasional IFAD Governing Council 2019 ke-42 di Roma, Italia yang digelar pada 14-15 Februari.
Sumber: https://www.kemendesa.go.id/view/detil/2793/mendes-pdtt-jelaskan-sukses-dana-desa-di-roma
Dalam lembaga internasional ini, salah satunya akan fokus pada tema penemuan pedesaan dan kewirausahaan. IFAD dengan mandat khusus untuk memungkinkan transformasi pedesaan mempunyai tugas penting dalam membuat kondisi untuk penemuan dan kewirausahaan semoga berkembang di kawasan pedesaan.
Mendes PDTT Eko Putro Sanjojo menjadi pembicara pada Sesi interaktif yang akan fokus pada derma International Fund for Agricultural Development (IFAD) atau Dana Internasional untuk Pengembangan Agrikultural yang salah satunya untuk aktivitas penemuan dan kewirausahaan dan keterlibatannya dalam proses inovatif.
Dalam sesi ini Mendes menyebarkan pengalaman soal dana desa dan model pembagunan pedesaan di Indonesia serta aneka macam capaian yang telah di capai dengan dana desa.
Presiden The International Fund for Agricultural Development (IFAD) Gilbert Houngbo mengapresiasi keberhasilan pemerintah Indonesia melalui Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) terkait aktivitas dana desa yang dinilai merupakan sebuah transformasi untuk wilayah perdesaan yang mempunyai banyak manfaat untuk semua pihak dan sejalan dengan program-program IFAD untuk membangun wilayah perdesaan melalui bidang pertanian.
"Apa yang paling mengesankan bagi saya yakni dalam aktivitas dana desa ini, pembangunan dilakukan terintegrasi antara sektor pembangunan sosial dan ekonomi," katanya.
Dalam lembaga IFAD Governing Council ke 42 ini para delegasi mengeksplorasi bagaimana IFAD bekerja untuk memastikan pengembangan rantai perjuangan pertanian yang mempunyai tugas penting terhadap gender dan gizi. Selain itu juga terkait tugas kewirausahaan sosial dan penemuan dalam mempromosikan ketahanan dan mengatasi tantangan global serta efek teknologi gres pada masa depan pertanian telah mengalami perkembangan.
Dalam lembaga internasional ini juga akan dilakukan peluncuran Agribusiness Capital Fund (ABC Fund), panel cowok dan briefing wacana G20.
Perlu diketahui bahwa Pemerintah Indonesia telah menggelontorkan dana desa semenjak 2015-2018 sebesar Rp 187 triliun dan tahun 2018 ditambah menjadi Rp 70 triliun sehingga dalam lima tahun, pemerintah menggelontorkan dana desa sebesar Rp 257 triliun.
Adanya dana desa dipastikan bahwa setiap desa mendapat anggaran pembangunan dari pusat. Karena dana desa itu rumusnya 72 persen dibagi rata kesemua desa. 25 persen ditambahkan ke desa-desa menurut luas wilayah, jumlah penduduk, jumlah org miskin dan tingkat kesulitan geografis. Sedangkan sisanya ditambahkan untuk desa-desa yang masuk kategori tertinggal atau sangat tertinggal.
Dalam tata kelola dana desa setiap tahun terus mengalami perkembangan sebab akad besar lengan berkuasa dari seluruh perangkat desa, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten, dan derma pendampingan dari pendamping desa yang tersebar di seluruh nusantara, serta derma dari Kepolisian RI, Kejaksaan, BPKP dan BPK.
Hal yang sangat membanggakan yakni capaian dana desa selama 4 tahun yang telah bisa mengatakan hasil terbaiknya dengan telah terbangunnya sarana dan prasarana penunjang aktifitas ekonomi masyarakat, ibarat terbangunnya 1.140.378 meter jembatan, jalan desa 191.600 kilo meter, pasar desa sebanyak 8.983 unit, kegiatan BUMDesa sebanyak 37.830 unit, embung desa sebanyak 4.175 unit, sarana irigasi sebanyak 58.931 unit serta sarana-prasarana penunjang lainnya.
Selain itu, dana desa juga telah turut membangun sarana prasarana penunjang kualitas hidup masyarakat desa melalui pembangunan 959.569 unit sarana air bersih, 240.587 unit MCK, 9.692 unit Polindes, 50.854 unit PAUD, 24.820 unit Posyandu, serta drainase 29.557.922.
"Kalau kita melihat, selama 4 tahun telah terjadi penurunan angka kemiskinan, penurunan angka stunting dari 37 persen menjadi 30 persen, peningkatan pendapatan perkapita hampir 50 persen, pembukaan lapangan kerja melalui aktivitas Padat Karya Tunai (PKT), BUMDes, desa wisata, angka pengangguran di desa turun daripada di kota dan Gini ratio di desa terus meningkat. Jadi, telah banyak keberhasilan yang dicapai dari dana desa," kata Mendes PDTT Eko Putro Sandjojo.