Cara Budidaya Timon Aceh
#Info Tani - Mentimun, Timun, atau Ketimun (Cucumi sativa L.) merupakan salah satu jenis sayuran dari keluarga labu-labuan (Cucur bilaceae) yang sudah terkenal di seluruh dunia. Menurut sejarahnya, tanaman mentimun berasal dari benua Asia. Beberapa rujukan menyebutkan daerah asal mentimun ialah Asia Utara, literatur lain mengira berasal dari Asia Selatan, dan ada juga yang menyebut-nyebut berasal dari Asia Tenggara.
Penyemaian benih sanggup dilakukan pada bedengan atau eksklusif dalam polybag kecil. Media semai yang baik ialah adonan 2 penggalan tanah dan 1 penggalan pupuk sangkar (kompos). Setelah bibit berumur 14 hari atau tinggi 10 -15 cm atau sudah berdaun 3 – 4 helai bibit sudah sanggup ditanam ke kebun atau bendengan yang telah disiapkan.
Pemeliharaan dan Perawatan
Pemupukan Tanaman Mentimun
Penyakit yang sering menyerang tanaman timun Aceh ialah penyakit embun bulu. Penyakit embun bulu disebut juga penyakit cuaca lembap yang sering menginfeksi daun-daun tanaman pada demam isu lembap berkepanjangan.
Pada umumnya penyakit embun bulu menyerang tanaman berjenis merambat yang disebabkan oleh organisme cendawan parasit. Penyebaran penyakit embun bulu terjadi dari satu tanaman ke tanaman lain dalam satu spora melalui udara, air atau mediator lainnya.
Gejala Penyakit Embun Bulu pada Tanaman Mentimun
Pada tanaman yang terjangkit penyakit embun bulu, akan terlihat jamur berbulu halus (Plasmopara viticola). Pada daun permukaan atas yang lebih renta terdapat bercak putih kuning. Sedangkan pada permukaan bawah, daun ditutupi dengan putih keabu-abuan, menyerupai kapas.
Gejala penyakit embun daun akan terlihat terperinci pada tanaman sesudah hujan dan segera menghilang sesudah cuaca panas. Gejala penyakit ini harus di waspadai, alasannya ialah jikalau terus berlangsung daun mentimun akan berkembang menjadi coklat, layu menguning dan kemudian rontok meskipun tanaman mentimun mendapat air yang cukup.
(3) Rhizophus: bercak agak besah, kulit buah lunak ditumbuhi jamur, buah gampang pecah; (4) Erwinia carotovora: buah membusuk, hancur dan berbau busuk. Pengendalian: dengan menghindari luka mekanis, penanganan pasca panen yang hati-hati, penyimpanan dalam wadah higienis dengan suhu antara 5 - 7 derajat C. Dan pemberian Natural GLIO sebelum tanam.
Timon Aceh/Foto: Ist |
Dari banyak sekali rujukan sanggup dipastikan bahwa mentimun bukan berasal dari Asia Tenggara dan bukanlah tanaman orisinil Indonesia, tetapi berasal dari daerah subtropis yaitu Asia Utara dan Asia Selatan. Oleh para hebat tanaman sudah memastikan daerah asal mentimun dari negara India, tepatnya di lereng gunung Himalaya.
Oleh para hebat yang lain mencatat, sumber genetika (plasma nutfah) mentimun terdapat di Afrika Selatan. Berawal dari dua tempat inilah kemudian mentimun meluas ke wilayah Mediteran yang mempunyai iklim subtropis yang kaya matahari. Dan sekarang mentimun telah menyebar ke seluruh dunia hingga hingga ke Indonesia.
Di Indonesia tanaman mentimun banyak ditanam di dataran rendah. Daerah penyebarannya yaitu provinsi Aceh, Jawa Timur, Jawa Barat, Bengkulu, dan provinsi Sumatera Utara kemudian budidaya mentimun menyebar luas di 33 provinsi di seluruh Indonesia.
Timun atau mentimun merupakan sayuran utama yang sangat digemari oleh hampir seluruh masyarakat Nusantara. Selain sebagai materi sayuran, buah mentimun sanggup diolah sebagai just, yang terkenal dengan just mentimun. Oleh seruan pasar yang besar, buah mentimun masuk dalam sederetan sayuran dan buah-buahan yang mempunyai potensial dan pasar yang terperinci baik secara domestik (dalam negeri) maupun sebagai materi ekspor (di jual ke luar negeri).
Di Indonesia majemuk penyebutan nama mentimun, diantaranya Timon (Aceh), Mentimun (Melayu), Laiseu (Nias), Ancimun (Batak), Hantimun (Lampung), Bonteng (Sunda), Temon atau Antemon (Madura), dan Kaitimun atau Timun (Jawa).
Berikut panduan singkat Cara Budidaya Timon Aceh;
Syarat Tumbuh
Syarat Tumbuh
Seperti mentimun jenis lainnya, timun Aceh sanggup tumbuh pada lahan berketinggian sekitar 200–800 m dari permukaan maritim (dpl). Tekstur tanah yang baik ialah tanah berkadar liat rendah dengan pH tanah sekitar 6–7.
Pengolahan Tanah
- Pengolahan tanah untuk tanaman mentimun, berikut caranya;
- Tanah terlebih dahulu diolah hingga gembur, baik dengan cara mencangkul atau di bajak memakai kerbau, sapi atau mesin sedalam kurang lebih 20 cm.
- Di buat bedengan dengan ukuran 80 x 300 cm
- Jarak antara bedengan 30 cm
- Di buat sanitasi air, kanal atau parit dengan kedalaman lebih kurang 3 - 4 cm
Foto: taniorganik.com |
Penyemaian benih sanggup dilakukan pada bedengan atau eksklusif dalam polybag kecil. Media semai yang baik ialah adonan 2 penggalan tanah dan 1 penggalan pupuk sangkar (kompos). Setelah bibit berumur 14 hari atau tinggi 10 -15 cm atau sudah berdaun 3 – 4 helai bibit sudah sanggup ditanam ke kebun atau bendengan yang telah disiapkan.
Pemeliharaan dan Perawatan
- Penyiangan, pendangiran dan pembumbunan.
- Pemberian ajir, semoga tanaman tegak.
- Pemangkasan dan pangaturan buah.
- Buang cabang anakan pertama hingga ke 5 lembar supaya buah muncul di atas, kalau buah di bawah dan kurang sinar matahari, buah mentimun akan bengkok dan sering busuk.
Pemupukan Tanaman Mentimun
- Pupuk yang di gunakan berupa pupuk alam (kandang atau kompos), jikalau ada sanggup pula dengan pupuk buatan (UREA, TSP dan KCL)
- Pupuk alam di berikan secara merata pada waktu pengolahan tanah
- Pupuk Urea sebanyak 75 Kg/ha, dimana 25 - 35 Kg diberikan pada ketika tanam dan sisanya di berikan sesudah penyiangan kesatu (15-20 hari)
- Pupuk TSP sebanyak 40 Kg/ha di berikan pada waktu tanam yang di sebar ara merata
- Pupuk KCL 20 kg/ha diberikan pada ketika tanam
Penyakit yang sering menyerang tanaman timun Aceh ialah penyakit embun bulu. Penyakit embun bulu disebut juga penyakit cuaca lembap yang sering menginfeksi daun-daun tanaman pada demam isu lembap berkepanjangan.
Pada umumnya penyakit embun bulu menyerang tanaman berjenis merambat yang disebabkan oleh organisme cendawan parasit. Penyebaran penyakit embun bulu terjadi dari satu tanaman ke tanaman lain dalam satu spora melalui udara, air atau mediator lainnya.
Gejala Penyakit Embun Bulu pada Tanaman Mentimun
Pada tanaman yang terjangkit penyakit embun bulu, akan terlihat jamur berbulu halus (Plasmopara viticola). Pada daun permukaan atas yang lebih renta terdapat bercak putih kuning. Sedangkan pada permukaan bawah, daun ditutupi dengan putih keabu-abuan, menyerupai kapas.
Inilah Hama dan Penyakit Mentimun Lainnya, yang kami disadur dari banyak sekali sumber:
Hama pada Tanaman Timun
a. Kutu Kuya (Aulocophora similis Oliver).
Kumbang daun berukuran 1 cm dengan sayap kuning polos. Gejala : merusak dan memakan daging daun sehingga daun bolong; pada serangan berat, daun tinggal tulangnya. Pengendalian : Natural BVR atau PESTONA.
b. Ulat Tanah (Agrotis ipsilon)
Ulat ini berwarna hitam dan menyerang tanaman terutama yang masih muda. Gejala: Batang tanaman dipotong disekitar leher akar.
c. Lalat buah (Dacus cucurbitae Coq.)
Lalat cerdik balig cukup akal berukuran 1-2 mm. Lalat menyerang mentimun muda untuk bertelur, Gejala: memakan daging buah sehingga buah gila dan membusuk. Pengendalian : Natural METILAT.
d. Kutu daun (Aphis gossypii Clover)
Kutu berukuran 1-2 mm, berwarna kuning atau kuning kemerahan atau hijau gelap hingga hitam. Gejala: menyerang pucuk tanaman sehingga daun keriput, kerititing dan menggulung. Kutu ini juga penyebar virus. Pengendalian : Natural BVR atau PESTONA.
Penyakit pada Tanaman Timun
a. Kutu Kuya (Aulocophora similis Oliver).
Kumbang daun berukuran 1 cm dengan sayap kuning polos. Gejala : merusak dan memakan daging daun sehingga daun bolong; pada serangan berat, daun tinggal tulangnya. Pengendalian : Natural BVR atau PESTONA.
b. Ulat Tanah (Agrotis ipsilon)
Ulat ini berwarna hitam dan menyerang tanaman terutama yang masih muda. Gejala: Batang tanaman dipotong disekitar leher akar.
c. Lalat buah (Dacus cucurbitae Coq.)
Lalat cerdik balig cukup akal berukuran 1-2 mm. Lalat menyerang mentimun muda untuk bertelur, Gejala: memakan daging buah sehingga buah gila dan membusuk. Pengendalian : Natural METILAT.
d. Kutu daun (Aphis gossypii Clover)
Kutu berukuran 1-2 mm, berwarna kuning atau kuning kemerahan atau hijau gelap hingga hitam. Gejala: menyerang pucuk tanaman sehingga daun keriput, kerititing dan menggulung. Kutu ini juga penyebar virus. Pengendalian : Natural BVR atau PESTONA.
Penyakit pada Tanaman Timun
a. Busuk daun (Downy mildew)
Penyebab : Pseudoperonospora cubensis Berk et Curt. Menginfeksi kulit daun pada kelembaban udara tinggi, temperatur 16 - 22°C dan berembun atau berkabut. Gejala : daun berbercak kuning dan berjamur, warna daun akan menjadi coklat dan busuk. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.
b. Penyakit tepung (Powdery mildew )
Penyebab : Erysiphe cichoracearum. Berkembang jikalau tanah kering di demam isu kemarau dengan kelemaban tinggi. Gejala : permukaan daun dan batang muda ditutupi tepung putih, kemudian berkembang menjadi kuning dan mengering. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.
c. Antraknose
Penyebab : cendawan Colletotrichum lagenarium Pass. Gejala: bercak-bercak coklat pada daun. Bentuk bercak agak bundar atau bersudut-sudut dan menimbulkan daun mati; tanda-tanda bercak sanggup meluas ke batang, tangkai dan buah. Bila udara lembab, di tengah bercak terbentuk massa spora berwarna merah jambu. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.
d. Bercak daun bersudut
Penyebab : cendawan Pseudomonas lachrymans. Menyebar pada ketika demam isu hujan. Gejala : daun berbercak kecil kuning dan bersudut; pada serangan berat seluruh daun yang berbercak berkembang menjadi coklat muda kelabu, mengering dan berlubang. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.
e. Virus
Penyebab : Cucumber Mosaic Virus, CMV, Potato virus mosaic, PVM; Tobacco Etch Virus, TEV; otato Bushy Stunt Virus (TBSV); Serangga vektor ialah kutu daun Myzus persicae Sulz dan Aphis gossypii Glov. Gejala : daun menjadi belang hijau renta dan hijau muda, daun berkerut, tepi daun menggulung, tanaman kerdil. Pengendalian: dengan mengendalikan serangga vektor dengan Natural BVR atau PESTONA, mengurangi kerusakan mekanis, mencabut tanaman sakit dan rotasi dengan famili bukan Cucurbitaceae.
f. Kudis (Scab)
Penyebab : cendawan Cladosporium cucumerinum Ell.et Arth. Terjadi pada buah mentimun muda. Gejala : ada bercak lembap yang mengeluarkan cairam yang jikalau mengering akan menyerupai karet; bila menyerang buah tua, terbentuk kudis yang bergabus. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.
g. Busuk buah
Penyebab : cendawan (1) Phytium aphinadermatum (Edson) Fizt.; (2) Phytopthora sp., Fusarium sp.; (3) Rhizophus sp., (4) Erwinia carotovora pv. Carotovora. Infeksi terjadi di kebun atau di tempat penyimpanan. Gejala : (1) Phytium aphinadermatum: buah busuk lembap dan jikalau ditekan, buah pecah; (2) Phytopthora: bercak agak lembap yang akan menjadi lunak dan berwarna coklat dan berkerut;
Penyebab : Pseudoperonospora cubensis Berk et Curt. Menginfeksi kulit daun pada kelembaban udara tinggi, temperatur 16 - 22°C dan berembun atau berkabut. Gejala : daun berbercak kuning dan berjamur, warna daun akan menjadi coklat dan busuk. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.
b. Penyakit tepung (Powdery mildew )
Penyebab : Erysiphe cichoracearum. Berkembang jikalau tanah kering di demam isu kemarau dengan kelemaban tinggi. Gejala : permukaan daun dan batang muda ditutupi tepung putih, kemudian berkembang menjadi kuning dan mengering. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.
c. Antraknose
Penyebab : cendawan Colletotrichum lagenarium Pass. Gejala: bercak-bercak coklat pada daun. Bentuk bercak agak bundar atau bersudut-sudut dan menimbulkan daun mati; tanda-tanda bercak sanggup meluas ke batang, tangkai dan buah. Bila udara lembab, di tengah bercak terbentuk massa spora berwarna merah jambu. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.
d. Bercak daun bersudut
Penyebab : cendawan Pseudomonas lachrymans. Menyebar pada ketika demam isu hujan. Gejala : daun berbercak kecil kuning dan bersudut; pada serangan berat seluruh daun yang berbercak berkembang menjadi coklat muda kelabu, mengering dan berlubang. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.
e. Virus
Penyebab : Cucumber Mosaic Virus, CMV, Potato virus mosaic, PVM; Tobacco Etch Virus, TEV; otato Bushy Stunt Virus (TBSV); Serangga vektor ialah kutu daun Myzus persicae Sulz dan Aphis gossypii Glov. Gejala : daun menjadi belang hijau renta dan hijau muda, daun berkerut, tepi daun menggulung, tanaman kerdil. Pengendalian: dengan mengendalikan serangga vektor dengan Natural BVR atau PESTONA, mengurangi kerusakan mekanis, mencabut tanaman sakit dan rotasi dengan famili bukan Cucurbitaceae.
f. Kudis (Scab)
Penyebab : cendawan Cladosporium cucumerinum Ell.et Arth. Terjadi pada buah mentimun muda. Gejala : ada bercak lembap yang mengeluarkan cairam yang jikalau mengering akan menyerupai karet; bila menyerang buah tua, terbentuk kudis yang bergabus. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.
g. Busuk buah
Penyebab : cendawan (1) Phytium aphinadermatum (Edson) Fizt.; (2) Phytopthora sp., Fusarium sp.; (3) Rhizophus sp., (4) Erwinia carotovora pv. Carotovora. Infeksi terjadi di kebun atau di tempat penyimpanan. Gejala : (1) Phytium aphinadermatum: buah busuk lembap dan jikalau ditekan, buah pecah; (2) Phytopthora: bercak agak lembap yang akan menjadi lunak dan berwarna coklat dan berkerut;
(3) Rhizophus: bercak agak besah, kulit buah lunak ditumbuhi jamur, buah gampang pecah; (4) Erwinia carotovora: buah membusuk, hancur dan berbau busuk. Pengendalian: dengan menghindari luka mekanis, penanganan pasca panen yang hati-hati, penyimpanan dalam wadah higienis dengan suhu antara 5 - 7 derajat C. Dan pemberian Natural GLIO sebelum tanam.
Pada pada dasarnya Budidaya Mentimun sama baik timun Jepang, timun Jawa maupun timun Aceh. Semoga Cara Budidaya Mentimun Aceh bermanfaat bagi Anda. (GRT)