Masyarakat Gampong Riseh Tunong Peringati Hari Pang Ulee Nabi
GampongRT - Dalam rangka memperingati hari kelahiran Pang Ulee yang jatuh pada 12 Rabiul Awwal 1436 Hijriyah yang bertepatan dengan tanggal 3 Januari 2015, masyarakat gampong Riseh Tunong mengadakan sejumlah acara dalam rangka memuliakan hari kelahiran Nabi Besar Muhammad SAW.
Sejarah Asal Mula Peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW
Menurut kamus bahasa arab peringatan Maulid Nabi disebut Mawlid an-Nabi yaitu peringatan hari lahir Nabi Muhammad SAW yang di Indonesia perayaannya jatuh pada setiap tanggal, 12 Rabiul Awwal dalam penanggalan Hijriyah, sebagai sebuah lisan kegembiraan dan penghormatan kepada Pang Ulee Nabi sebagai utusan Allah yang paling sempurna.
Pada malam hari acara diawali dengan shalawat, zikir dan syair-syair mengagungkan Allah SWT dan mendoakan keselamatan untuk Rasulullah SAW keluarga beserta shahabat serta untuk seluruh umat Islam yang dibawakan para dewasa putra maupun putri dan santri Dayah Hadikatul Ilmi yang dipusatkan di halaman Meunasah gampong Riseh Tunong kecamatan Sawang kabupaten Aceh Utara.
Keuchik gampong Riseh Tunong, Buchari Budiman mengharapkan melalui momentum peringatan Maulid tahun 2015 umat muslim khusunya masyarakat dan generasi muda Islam gamping Riseh Tunong untuk senantiasa meneladani cara-cara hidup yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW sebagai tauladan terbaik bagi semesta alam, "harapnya
Aceh yaitu provinsi yang secara umum dikuasai penduduknya beragama Islam. Dalam banyak tradisi budaya yang berkembang dalam masyarakat, momentum memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW di Aceh merupakan yang terbesar dan berlangsung usang yaitu selama tiga bulan. Khanduri Maulod (kenduri Maulid) pada masyarakat Aceh terkait dekat dengan peringatan hari kelahiran Pang Ulee (penghulu alam) Nabi Muhammad SAW, utusan Allah SWT yang terkahir pembawa dan penyebar aliran agama Islam.
Masyarakat Aceh sebagai penganut secara umum dikuasai agama Islam melakukan kenduri maulid setiap bulan Rabiul Awal, Rabiul Akhir dan Jumadil Awal. Kenduri maulid yang dilaksanakan pada bulan Rabiul Awal disebut maulod awai (maulid awal) dimulai dari tanggal 12 Rabiul Awal hingga berakhir bulan Rabiul Awal.
Sedangkan kenduri maulid yang dilaksanakan pada bulan Rabiul Akhir disebut maulod teungoh (maulid tengah) dimulai dari tanggal 1 bulan Rabiul Akhir hingga berakhirnya bulan Rabiul Akhir tersebut. Selanjutnya, kenduri maulid pada bulan Jumadil Awal disebut maulod akhee (maulid akhir) dan dilaksanakan sepanjang bulan Jumadil Awal.
Sejarah Asal Mula Peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW
Menurut sebuah rujukan asal mula peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW pada mulanya diperingati untuk membangkitkan semangat umat Islam. Sebab waktu itu umat Islam sedang berjuang keras mempertahankan diri dari serangan tentara salib Eropa, yakni dari Prancis, Jerman, dan Inggris.
Serangan Perang Salib atau The Crusade berlangsung sekitar tahun 1099 M. Pada masa tersebut, tentara salib telah berhasil merebut Yerusalem dan menyulap Masjidil Aqsa menjadi gereja. Umat Islam ketika itu kehilangan semangat usaha dan persaudaraan ukhuwah. Meskipun ada satu khalifah tetap satu dari Dinasti Bani Abbas di kota Baghdad sana, namun hanya sebagai lambang persatuan spiritual.
Oleh Sultan Salahuddin Al-Ayyubi ketika ia menjabat menjadi seorang gubernur pada tahun 1174-1193 M atau 570-590 H pada Dinasti Bani Ayyub. Dia mengatakan; bahwa semangat juang umat Islam harus dihidupkan kembali dengan cara mempertebal kecintaan umat kepada Nabi mereka. Dia mengimbau umat Islam di seluruh dunia biar hari lahir Nabi Muhammad SAW, 12 Rabiul Awal kalender Hijriyah, yang setiap tahun berlalu seharusnya dirayakan secara massal.
Ketika Salahuddin meminta persetujuan dari khalifah di Baghdad yakni An-Nashir, ternyata khalifah setuju. Maka pada isu terkini ibadah haji bulan Dzulhijjah 579 H (1183 Masehi), Salahuddin sebagai penguasa haramain (dua tanah suci, Mekah dan Madinah) mengeluarkan kode kepada seluruh jemaah haji, biar jikalau kembali ke kampung halaman masing-masing segera mensosialisasikan kepada masyarakat Islam di mana saja berada, bahwa mulai tahun 580 Hijriah (1184 M) tanggal 12 Rabiul-Awal dirayakan sebagai hari Maulid Nabi dengan aneka macam acara yang membangkitkan semangat umat Islam.
Ternyata peringatan Maulid Nabi yang diselenggarakan Sultan Salahuddin itu membuahkan hasil yang positif. Semangat umat Islam menghadapi Perang Salib bergelora kembali. Salahuddin berhasil menghimpun kekuatan, sehingga pada tahun 1187 (583 H) Yerusalem direbut oleh Salahuddin dari tangan bangsa Eropa, dan Masjidil Aqsa menjadi masjid kembali, hingga hari ini.
Kesimpulan yang sanggup dipetik yaitu peringatan merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW bukanlah bid’ah. Karena dalam kitab Madarirushu’ud Syarhul Barzanji sudah dikisahkan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda:
“Siapa menghormati hari lahirku, tentu saya berikan syqfa’at kepadanya di Hari Kiamat.” Pun diaminkan pula oleh Umar bin Khattab. “Siapa yang menghormati hari lahir Rasulullah sama artinya dengan menghidupkan Islam!”