Cara Rasulullah Saw Dalam Menyambut Bulan Suci Ramadhan
Pelaksanaan awal puasa Ramadhan tahun 2015 sudah ditetapkan jatuh pada hari Kamis, 18 Juni (besok), dan akan berlangsung selama 29 hari sampai jatuhnya hari Raya Idul Fitri pada hari Jum'at, 17 Juli 2015.
Dan doa yang selalu diucapkan ketika ia berdoa adalah; “Ya Allah, hanya karenamu saya berpuasa, dan dengan rizkimu saya berbuka, telah hilang haus dan dahaka, maka tetap hauslah pahala bagiku, ya Allah!!”.
Selalu bertadarus (membaca al-Qur’an) pada setiap malam bulan Ramadhan. Karena pada setiap malam puasa Malaikat Jibril as, selalu tiba menemui Rasulullah saw, dan bersama-sama membaca al-Qur’an, silih berganti.
Hikmah tadarus Rasulullah di antaranya yaitu untuk mengajarkan umatnya biar rajin membaca al-Qur’an atau tadarus, terutama di bulan suci Ramadhan itu, di setiap waktu, apalagi di malam hari, dan ketika mengerjakan salat malam (tahajjud).
Meningkatkan gairah ibadahnya terutama pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan untuk meraih ridha Allah, sebab pada sepuluh haru terakhir Allah turunkan Lailatul Qadar.
Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Barangsiapa yang beribadah pada malam lailatul qadar dengan penuh keimanan dan harapan, Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah ia lakukan.” Seperti kita ketahui, bahwa ibadah pada malam ini sama nilainya dengan kita beribadah seribu bulan lamanya.
Doa yang paling afdhal (paling utama) diucapkan pada malam itu adalah: “Ya Allah, bahu-membahu Engkaulah yang Maha Pengampun dan Pemurah serta sangat suka memaafkan. Maka ampunilah kesalahan-kesalahan kami, ya Allah. "Allaahumma innaka ‘afuwwun kariim, tuhibbu al-‘afwa fa’fu ‘annaa yaa kariim."
Tidak ada perbedaan pandangan dalam penentukan awal Ramadhan pada tahun 2015 ini, sebagaimana yang kerap terjadi di Indonesia. Dimana hasil sidang isbat kemarin yang dihadiri oleh Menteri Agama beserta perwakilan dari setiap ormas Islam yang ada di Indonesia, yaitu Nadhlatul Ulama, ormas Islam Muhammadiyah, dan para ulama maupun jago astronomi, sudah mengeluarkan pengumuman bahwa puasa Ramadhan pada tahun 2015, dimulai besok (Kamis, 18 Juni).
Marhaban ya Ramadhan, mari kita bergembira. Selamat tiba bulang kesayangan Allah. Bulan Ramadhan yaitu bulan suci yang penuh keberkahan dan keutamaan. Bila sudah tiba waktunya, setiap orang mukmin diwajibkan berpuasa, dan dianjurkan berlomba-lomba dalam meraih sebanyak-banyaknya kesempatan dalam berbuat kebajikan apapun bentuknya.
"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri pola yang baik bagimu (iaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari tamat zaman dan dia banyak menyebut Allah." (Surah [33] AL AHZAB : Ayat 21)
Bila kita menelusuri jejak Rasulullah saw dalam menyambut bulan suci Ramadhan, beliau selalu bergegas memenuhi panggilan kebaikan, menyerupai salat berjama’ah, salat sunnah, mengeluarkan sedekah, membaca al-Qur’an dan sebagainya.
Rasulullah bersabda: “Apabila tiba malam pertama bulan Ramadhan, dibelenggulah syetan dan jin, ditutuplah pintu-pintu mereka, dan dibukalah pintu-pintu surga, kemudian diserukan: wahai orang yang mendambakan kebaikan, datanglah!! dan wahai orang yang tak suka kebaikan, bermalaslah!! (artinya, engganlah memperbanyak amalmu). Dan bahu-membahu dalam bulan Ramadhan ini setiap malamnya Allah swt. membebaskan orang-orang yang dikehendaki-NYA dari api neraka. (HR: At-Tirmidzi)
Pada bulan Ramadhan Allah SWT akan melipatgandakan setiap amal perbuatan umatnya, baik yang fardlu maupun yang sunnah. Sebagaimana diriwayatkan oleh Salman, bahwa pada suatu hari di penghujung bulan Sya’ban Rasulullah saw bersabda yang artinya:
“Wahai sekalian manusia, telah tiba kepadamu bulan yang agung, penuh keberkahan, di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan; diwajibkan padanya puasa; dan dianjurkan untuk menghidupkan malam-malamnya."
Barang siapa yang mengerjakan satu kebajikan pada bulan ini, seolah-olah ia mengerjakan satu perintah kewajiban di bulan lain, dan siapa yang mengerjakan ibadah yang wajib, seperti ia mengerjakan tujuh puluh kali kewajiban tersebut di bulan yang lain. Begitulah pahala mengerjakan ibadah sunnah sama dengan pahala mengerjakan ibadah wajib, sedangkan ibadah wajib akan dibalas tujuh puluh kali lipat pahalanya.
Pada bulan Ramadhan Allah SWT akan melipatgandakan setiap amal perbuatan umatnya, baik yang fardlu maupun yang sunnah. Sebagaimana diriwayatkan oleh Salman, bahwa pada suatu hari di penghujung bulan Sya’ban Rasulullah saw bersabda yang artinya:
“Wahai sekalian manusia, telah tiba kepadamu bulan yang agung, penuh keberkahan, di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan; diwajibkan padanya puasa; dan dianjurkan untuk menghidupkan malam-malamnya."
Barang siapa yang mengerjakan satu kebajikan pada bulan ini, seolah-olah ia mengerjakan satu perintah kewajiban di bulan lain, dan siapa yang mengerjakan ibadah yang wajib, seperti ia mengerjakan tujuh puluh kali kewajiban tersebut di bulan yang lain. Begitulah pahala mengerjakan ibadah sunnah sama dengan pahala mengerjakan ibadah wajib, sedangkan ibadah wajib akan dibalas tujuh puluh kali lipat pahalanya.
Beliau sangat pemurah dan sangat gemar berinfak serta memberi makan orang yang berpuasa. Diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhary ra., bahwa Rasulullah saw yaitu orang yang paling pemurah, lebih-lebih pada bulan Ramadhan.
Dalam sebuah riwayat dilukiskan bahwa ia bagaikan hembusan angin yang lembut, membawa banyak karunia, menabur kegembiraan di hati orang mukmin. Diriwayatkan pula bahwa ia sangat penderma, bahkan tidak pernah menolak undangan apapun yang diajukan ke beliau.
Banyak berdo’a, terutama ketika hendak berbuka puasa. Beliau bersabda: “Saat-saat berbuka yaitu ketika yang paling sempurna dan mujarab bagi orang yang berpuasa untuk berdoa.”
Dalam sebuah riwayat dilukiskan bahwa ia bagaikan hembusan angin yang lembut, membawa banyak karunia, menabur kegembiraan di hati orang mukmin. Diriwayatkan pula bahwa ia sangat penderma, bahkan tidak pernah menolak undangan apapun yang diajukan ke beliau.
Banyak berdo’a, terutama ketika hendak berbuka puasa. Beliau bersabda: “Saat-saat berbuka yaitu ketika yang paling sempurna dan mujarab bagi orang yang berpuasa untuk berdoa.”
Dan doa yang selalu diucapkan ketika ia berdoa adalah; “Ya Allah, hanya karenamu saya berpuasa, dan dengan rizkimu saya berbuka, telah hilang haus dan dahaka, maka tetap hauslah pahala bagiku, ya Allah!!”.
Selalu bertadarus (membaca al-Qur’an) pada setiap malam bulan Ramadhan. Karena pada setiap malam puasa Malaikat Jibril as, selalu tiba menemui Rasulullah saw, dan bersama-sama membaca al-Qur’an, silih berganti.
Hikmah tadarus Rasulullah di antaranya yaitu untuk mengajarkan umatnya biar rajin membaca al-Qur’an atau tadarus, terutama di bulan suci Ramadhan itu, di setiap waktu, apalagi di malam hari, dan ketika mengerjakan salat malam (tahajjud).
Meningkatkan gairah ibadahnya terutama pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan untuk meraih ridha Allah, sebab pada sepuluh haru terakhir Allah turunkan Lailatul Qadar.
Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Barangsiapa yang beribadah pada malam lailatul qadar dengan penuh keimanan dan harapan, Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah ia lakukan.” Seperti kita ketahui, bahwa ibadah pada malam ini sama nilainya dengan kita beribadah seribu bulan lamanya.
Doa yang paling afdhal (paling utama) diucapkan pada malam itu adalah: “Ya Allah, bahu-membahu Engkaulah yang Maha Pengampun dan Pemurah serta sangat suka memaafkan. Maka ampunilah kesalahan-kesalahan kami, ya Allah. "Allaahumma innaka ‘afuwwun kariim, tuhibbu al-‘afwa fa’fu ‘annaa yaa kariim."
Diriwayatkan pula: barang siapa yang shalat Maghrib dan Isya’ berjama’ah pada malam Lailatul Qadar itu, maka ia telah mendapat sebagian besar keutamaan malam Lailatul Qadar itu.
Pada riwayat yang lain mengatakan, “Siapa yang salat Isya’ berjama’ah pada malam Lailatul Qadar itu, seperti ia telah menghidupkan separoh malam tersebut, dan bila ia menunaikan salat Subuhnya, maka ia telah menyempurnakan seluruh malam Lailatur Qadar tersebut.
Pada riwayat yang lain mengatakan, “Siapa yang salat Isya’ berjama’ah pada malam Lailatul Qadar itu, seperti ia telah menghidupkan separoh malam tersebut, dan bila ia menunaikan salat Subuhnya, maka ia telah menyempurnakan seluruh malam Lailatur Qadar tersebut.
Itulah beberapa jejak Rasulullah saw, pada bulan Ramadhan, yang intinya ia mengajarkan umatnya biar bersungguh-sungguh meraih kebaikan-kebaikan yang ada padanya, dengan berbuat keta’atan, kebaikan, ibadah, terutama ibadah-ibadah sosial, menyerupai menolong orang lain, meringankan beban hidup orang lain, menyantuni anak yatim dan orang-orang yang papa atau memberi makan orang yang akan berbuka puasa.
Rasulullah mengajarkan umatnya biar menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan munkar, makruh, dan mubah, apalagi yang haram. Rasulullah memperingatkan kita semua dengan sabdanya:
“Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan-perkataan dan perbuatan-perbuatan keji atau kotor (seperti berdusta, membicarakan orang lain atau mengadu domba), maka tidak ada artinya puasanya itu, kecuali ia hanya mencicipi lapar dan dahaga saja."
Semoga bermanfaat. Wallahu a’lam bis shawab.
“Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan-perkataan dan perbuatan-perbuatan keji atau kotor (seperti berdusta, membicarakan orang lain atau mengadu domba), maka tidak ada artinya puasanya itu, kecuali ia hanya mencicipi lapar dan dahaga saja."
Semoga bermanfaat. Wallahu a’lam bis shawab.