Menteri Desa: Mari Bangkitkan Indonesia Lewat Bumdes
GampongRT - Indonesia dijadikan model oleh dunia dalam membuatkan pemerintahan desa. Kalau dana desa ini berhasil, maka semua negara di dunia akan mengadopsi penerapan dana desa yang dilaksanakan di Indonesia ketika ini.
Demikian disampaikan oleh Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendesa PDTT), Eko Putro Sandjojo, ketika berbincang dengan semua kepala desa se-Kabupaten Madiun pada Senin, (26/9) di pendopo Kabupaten Madiun.
Dana Desa yang sudah tersalur rata-rata 600-800 juta. Artinya dana desa ditambah dengan dana yang lain dari kabupaten dan propinsi, maka bersama-sama desa itu sanggup mendapatkan lebih dari 1 miliar.
Betapapun besar dana yang di gelontorkan ke desa, maka itu tak cukup, kalau tak dibarengi dengan pembuatan suatu perjuangan desa menyerupai Bumdesa. Maka, mulai kini terutama semua desa perlu dan penting untuk membentuk Bumdesa.
"Bisa jadi nanti akan muncul swalayan desa, pertokoan desa dan lain -lain yang membangkitkan pemberdayaan ekonomi desa," terang Eko Sandjojo.
Indonesia kini ini, lanjut Eko Sandjojo, mempunyai bonus angkatan kerja yang besar. Ini perlu dimanfaatkan untuk perembesan tenaga kerja, salah satunya dengan memanfaatkan dana desa. Indonesia harus lebih sanggup ketimbang Brasil. Maka, menyerupai pesan presiden, semua desa harus fokus.
Desa-desa maju cirinya dua, pertahanan keamanan. Tanpa pertahanan dan keamanan, indonesia tidak sanggup dibangun. Banyak potensi ketidakamanan dari luar, alasannya ialah banyak juga yang ingin Indonesia tidak maju.
"Maka kita perlu menciptakan terobosan dengan menciptakan suatu perjuangan yang berimpac besar, bukan butik. Kalau hanya kegiatan yang kecil-kecil, tangan negara tidak menjangkau," ucap menteri keturunan Ponorogo ini.
Pembangunan desa tidak sanggup top down. Maka, berdasarkan Eko Sandjojo, para kepala desa dan masyarakat yang mengetahui kebutuhannya sendiri.
Yang kedua, ialah penanganan pasca panen. Jika tidak ada, maka produl-produk desa harganya menjadi rendah. "Jadi harga produksi mahal tapi harga jual rendah. Kapan petani desa sanggup kaya kalau begini," terang Eko.
Maka marilah kita memberdayakan ekonomi desa dengan menciptakan Bumdesa yang fokus. Jika wisata, maka gali dan perdalam potensi terkait dari sisi ekonomi wisata. Begitu pula kalau pertanian, perdagangan maupun potensi kelautan atau nelayan.
"Saya yakin kalau ini diterapkan maka Bumdesa akan besar dan berhasil. Akan cepat sukses. Fokus malah akan menunjukkan dilema lebih detail untuk berkembang maju. Mari bangkitkan Bumdesa," terperinci Menteri Desa yang disambut meriah para kepala desa di Kabupaten Madiun.[Bisnis.com]
BUMDES - Ilustrasi |
Dana Desa yang sudah tersalur rata-rata 600-800 juta. Artinya dana desa ditambah dengan dana yang lain dari kabupaten dan propinsi, maka bersama-sama desa itu sanggup mendapatkan lebih dari 1 miliar.
Betapapun besar dana yang di gelontorkan ke desa, maka itu tak cukup, kalau tak dibarengi dengan pembuatan suatu perjuangan desa menyerupai Bumdesa. Maka, mulai kini terutama semua desa perlu dan penting untuk membentuk Bumdesa.
"Bisa jadi nanti akan muncul swalayan desa, pertokoan desa dan lain -lain yang membangkitkan pemberdayaan ekonomi desa," terang Eko Sandjojo.
Indonesia kini ini, lanjut Eko Sandjojo, mempunyai bonus angkatan kerja yang besar. Ini perlu dimanfaatkan untuk perembesan tenaga kerja, salah satunya dengan memanfaatkan dana desa. Indonesia harus lebih sanggup ketimbang Brasil. Maka, menyerupai pesan presiden, semua desa harus fokus.
Desa-desa maju cirinya dua, pertahanan keamanan. Tanpa pertahanan dan keamanan, indonesia tidak sanggup dibangun. Banyak potensi ketidakamanan dari luar, alasannya ialah banyak juga yang ingin Indonesia tidak maju.
"Maka kita perlu menciptakan terobosan dengan menciptakan suatu perjuangan yang berimpac besar, bukan butik. Kalau hanya kegiatan yang kecil-kecil, tangan negara tidak menjangkau," ucap menteri keturunan Ponorogo ini.
Pembangunan desa tidak sanggup top down. Maka, berdasarkan Eko Sandjojo, para kepala desa dan masyarakat yang mengetahui kebutuhannya sendiri.
Yang kedua, ialah penanganan pasca panen. Jika tidak ada, maka produl-produk desa harganya menjadi rendah. "Jadi harga produksi mahal tapi harga jual rendah. Kapan petani desa sanggup kaya kalau begini," terang Eko.
Maka marilah kita memberdayakan ekonomi desa dengan menciptakan Bumdesa yang fokus. Jika wisata, maka gali dan perdalam potensi terkait dari sisi ekonomi wisata. Begitu pula kalau pertanian, perdagangan maupun potensi kelautan atau nelayan.
"Saya yakin kalau ini diterapkan maka Bumdesa akan besar dan berhasil. Akan cepat sukses. Fokus malah akan menunjukkan dilema lebih detail untuk berkembang maju. Mari bangkitkan Bumdesa," terperinci Menteri Desa yang disambut meriah para kepala desa di Kabupaten Madiun.[Bisnis.com]