Cara Menanam Kacang Hijau
Images/KBRN |
Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan (Fabaceae) ini mempunyai banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari insan sebagai sumber materi pangan berprotein nabati tinggi. Di Indonesia, kacang hijau menempati urutan ketiga sebagai tumbuhan pangan legum, setelah kedelai dan kacang tanah.
Sebagai negara yang berada di garis khatulistiwa. Budidaya kacang hijau sangat cocok dilakukan di seluruh kawasan di Indonesia. Berikut Cara Menanam Kacang Hijau.
Syarat Tumbuh
Kacang hijau sangat cocok ditanam pada tanah bertekstur liat berlempung yang banyak mengandung materi organik, aerasi, serta drainase yang baik. Kacang hijau akan tumbuh optimal pada struktur tanah yang gembur dengan pH 5,8 - 7,0 optimal 6,7.
Iklim
Iklim yang baik untuk budidaya kacang hijau di kawasan yang mempunyai curah hujan optimal yakni 50-200 mm/bulan. Temperatur 25-27 0C dan kelembaban udara antara 50-80% serta mendapat sinar matahari yang cukup.
Benih dan Varietas
- Semua varietas kacang hijau yang telah dilepas cocok ditanam di lahan sawah maupun tegalan.
- Varietas terbaru tahan penyakit menyerupai Sriti, Kutilang, Perkutut, dan Mural. Jenis bibit ini dianjurkan untuk ditanam pada kawasan yang mempunyai endemik penyakit Embun Tepung dan Bercak Daun.
- Kebutuhan benih sekitar 20 kg/ha dengan daya tumbuh 90%.
- Pada lahan bekas padi (Sawah dan Ladang), tidak perlu dilakukan pengolahan tanah/lahan, yang sering disebut dengan istilah Tanpa Olah Tanah (TOT).
- Budidaya di bekas area penanaman padi, tunggul padi perlu dipotong pendek dan dibersihkan atau dipinggirkan.
- Apabila tanah becek maka perlu dibentuk terusan drainase dengan jarak 3-5 m
- Pada lahan Tegalan atau bekas Tanaman Palawija, sepert jagung atau jenis lainnya, perlu dilakukan pengolahan tanah. Lahan dibajak sedalam 15-20 cm, lalu dihaluskan dan diratakan. Saluran irigasi dibentuk dengan jarak 3-5 m.
Cara Tanam
Kacang hijau ditanam dengan sistem tugal. Setiap lubang dimasukkan dua biji/lubang. Penanaman pada animo hujan, memakai jarak tanam 40 cm x 15 cm sehingga mencapai populasi 300 - 400 ribu tanaman/ha.
Kacang hijau ditanam dengan sistem tugal. Setiap lubang dimasukkan dua biji/lubang. Penanaman pada animo hujan, memakai jarak tanam 40 cm x 15 cm sehingga mencapai populasi 300 - 400 ribu tanaman/ha.
Pada animo kemarau memakai jarak tanam 40 cm x 10 cm sehingga populasinya sekitar 400-500 ribu tanaman/ha.
Apabila budidaya kacang hijau dilakukan pada bekas tumbuhan padi, penanaman kacang hijau dihentikan lebih dari 5 hari setelah padi dipanen. (Untuk setiap musim; penyulaman yang baik dilakukan pada dikala tumbuhan berumur tidak lebih dari 7 hari).
Pemupukan
Untuk lahan yang kurang subur, tumbuhan dipupuk 45 kg Urea + 45 - 90 kg SP36 + SD kg KCl/ha yang diberikan pada dikala tanam secara larikan di sisi lubang tanam sepanjang barisan tanaman.
Bahan organik berupa pupuk sangkar sebanyak 1520 ton/ha dan debu dapur sangat baik untuk pupuk dan diberikan sebagai epilog lubang tanam. Di lahan sawah bekas tumbuhan padi yang subur, tidak perlu dipupuk maupun diberi materi organik. Manfaatkan mulsa jerami untuk budidaya kacang hijau.
Karena penggunaan mulsa jerami sanggup menekan serangan hama lalat bibit, pertumbuhan gulma, dan penguapan air. Dosis jerami padi diberikan sebanyak 5 ton/ha.
Penyiangan
Penyiangan
Penyiangan yang baik dilakukan dua kali pada dikala tumbuhan sudah berumur 2 dan 4 minggu.
Penyakit yang sering menyerang kacang hijau antara lain; bercak daun, busuk batang, embun tepung dan penyakit puru.
Pengendalian penyakit sanggup dilakukan dengan menanam varietas yang tahan penyakit. Pengendalian cara lain sanggup dilakukan dengan memakai pestisida dan fungisida seperti: Benlate, Dithane M-45, Baycor, Delsene MX 700 atau Daconil pada awal serangan dengan takaran 2 g/l air.
Pada penyakit Embun Tepung (Erysiphepofygoni) sanggup dikendalikan dengan fungisida hexakonal dan diberikan pada umur 4 dan 6 minggu. Penyakit bercak daun, efektif dikendalikan dengan fungisida hexakonazol, diberikan pada umur kacang hijau 4, 5 dan 6 minggu.
Pengendalian hama
Hama utama kacang hijau adalah: Lalat Kacang (Agmmyxa phaseoti), Ulat Jengkal (Piusia chaitites), Kepik Hijau (Nezara virfduta), Kepik Coklat (Riptonus tinearis), dan Penggerek Polong (Maruca testutalis), Kutu Thrips dan lain-lain.
Pengendalian hama sanggup dilakukan dengan memakai insektisida. Seperti Cwifldor, Regent, Curacron, Atabnon, Furadan, atau Pegassus dengan takaran 2-3 ml/liter air dan volume semprot 5OIM>00 liter/ha.
Pada kawasan yang mempunyai endemik lalat bibit (Agromyza phaseoti) perlu tindakan perlakuan benih secara baik. Pengendalian lalat bibit sanggup memakai insektisida Carbosulfan (10 g/kg benih) atau Fipnonil (5 cc/kg benih).
Penanganan Panen
Secara umum, kacang hijau mulai sanggup dipanen apabila polong sudah berwarna hitam atau coklat. Dapat ditandain dengan berubahnya warna polong dari hijau menjadi hitam atau coklat dan kering.
Penanganan panen kacang hijau dihentikan terlambat. Apabila keterlambatan panen sanggup menimbulkan polong pecah dikala di lapangan. Panen dengan cara dipetik dan polong segera dijemur selama 2-3 hari hingga kulit gampang terbuka.
Penjemuran di terik matahari mempermudah dikala proses pembijian. Pembijian secara tradisional biasanya dilakukan dengan cara dipukul. Pemukulan bisanya dilakukan dalam kantong plastik atau kain untuk menghindari kehilangan hasil.
Pembersihan biji dari kotoran dengan memakai alat tampah atau tampir. Tampa dalam bahasa Aceh disebut Je'uee atau Ji'uee. Setelah kacang hijau ditampah, biji segera dijemur lagi hingga kering.