Suku - Suku Yang Mendiami Nanggroe Aceh
Suku Aceh, ialah suatu suku bangsa yang berada di paling ujung utara pulau Sumatra, tepatnya di provinsi Aceh. Populasi suku Aceh pada tahun 2013 diperkirakan lebih dari 4,5 juta orang yang tersebar di 23 Kabupaten/Kota, 285 Kecamatan dan 6.756 gampong (desa) di seluruh Aceh.
Menurut kisah para leluhur, nenek moyang suku Aceh berasal dari keturunan banyak sekali suku-bangsa di dunia, menyerupai Arab, Cham (China), Eropa, Melayu dan Hindia (India). Suku Aceh ialah suku pertama di Indonesia yang memeluk agama Islam. Mereka mendirikan Kerajaan Islam pertama di Indonesia. Inilah suku - suku yang berada di provinsi Aceh
Suku Aceh
Suku Aceh tersebar hampir di seluruh wilayah Aceh mulai Kota Sabang, Kota Banda Aceh, Aceh Besar, Pidie, Bireun, Aceh Utara, Kota Lhokseumawe, Aceh Timur, Aceh Jaya, Aceh Barat, dan sebagian Aceh Tamiang, Aceh Barat Daya, Nagan Raya dan Aceh Selatan. Bahasa yang dipertuturkan ialah Bahasa Aceh, dan penduduknya mencapai 4,5 juta dan lebih banyak didominasi masyarakatnya beragama Islam, mata pencaharian utama ialah sektor pertanian, kelautan, perikanan, dagang dan perkebunan. Salah satu andalannya ialah Kakao, Pinang, Sawet, Karet dan kopi Ulee Kareng yang berkualitas ekspor.
Suku Gayo
Suku Gayo ialah sebuah suku bangsa yang mendiami dataran tinggi di Provinsi Aceh. Suku Gayo sebagian besar mendiami tiga kabupaten yaitu Kabupaten Aceh Tengah, Kabupaten Bener Meriah dan kabupaten Gayo Lues. Suku Gayo beragama Islam dan mereka dikenal taat dalam agamanya. Suku Gayo memakai bahasa yang disebut bahasa Gayo, Jumlah populasinya mencapai 250.000 jiwa.
Karena berada di tempat dataran tinggi, maka mata pencaharian utamanya ialah bertani dan berkebun dengan hasil utamanya kopi. Mereka juga membuatkan kerajinan menciptakan keramik, menganyam, dan menenun. Kerajinan lain yang cukup menerima perhatian ialah kerajinan menciptakan sulaman kerawang Gayo, dengan motif yang khas.
Suku Alas
Suku Alas merupakan salah satu suku yang bermukim di Kabupaten Aceh Tenggara. Kata "alas" dalam bahasa Alas berarti "tikar". Hal ini ada kaitannya dengan keadaan tempat itu yang membentang datar menyerupai tikar di sela-sela pegunungan Bukit Barisan. Daerah Tanah Alas dilalui banyak sungai, salah satu diantaranya adalah Lawe Alas( Sungai Alas). Tanah Alas merupakan lumbung padi untuk daerah Aceh. Tapi selain itu mereka juga berkebun karet, kopi,dan kemiri, serta mencari banyak sekali hasil hutan, menyerupai kayu, rotan, damar dan kemenyan. Sedangkan hewan yang mereka ternakkan ialah kuda, kambing, kerbau, dan sapi.
Suku Alas 100% ialah penganut agama Islam. Namun masih ada juga yang mempercayai praktek perdukunan contohnya dalam kegiatan pertanian. Mereka melaksanakan upacara-upacara dengan latar belakang akidah tertentu semoga pertanian mereka mendatangkan hasil baik atau terhindar dari hama.
Suku Aneuk Jamee
Suku Aneuk Jamee ialah sebuah suku yang tersebar di sepanjang pesisir barat Aceh. Dari segi bahasa, mereka diperkirakan masih merupakan dialek dari bahasa Minangkabau dan berdasarkan cerita, mereka memang berasal dari Ranah Minang. Orang Aceh menyebut mereka sebagai Aneuk Jamee yang berarti tamu atau pendatang.
Umumnya mereka berkonsentrasi di Kabupaten Aceh Selatan, Aceh Barat Daya, Nagan Raya dan sebagian kecil di Aceh Besar. Namun sebagian besar diantaranya berdiam di sepanjang pesisir selatan Aceh, mencakup Aceh Selatan sampai ke Aceh Barat Daya. Mata pencaharian penduduk disini sebagian besar ialah tani dan nelayan, ada juga yang berkebun dan hasil perkenunan disini yang berkualitas ekspor ialah Pala.
Suku Melayu Tamiang
Suku Melayu ini sebagian besar berdiam di kabupaten Aceh Tamiang. Mereka memiliki kesamaan dialek dan bahasa dengan masyarakat Melayu yang tinggal di kabupaten Langkat Sumatra Utara serta berbeda dengan masyarakat Aceh. Meski demikian mereka telah sekian masa menjadi bab dari Aceh.Dari segi kebudayaan, mereka juga sama dengan masyarakat Melayu pesisir timur Sumatera lainnya. Jumlah penduduknya kurang lebih 200.000 jiwa. Mata pencaharian penduduk ialah dari segi perkebunan kelapa sawit.
Suku Kluet
Suku Kluet mendiami beberapa kecamatan di Kabupaten Aceh Selatan, yaitu kec.kluet utara, kec.kluet tengah dan kecamatan kluet selatan serta kecamatan kluet timur. Suku Kluet lebih banyak didominasi beragama Islam. Daerah Kluet ini dipisahkan oleh sungai Lawé Kluet yang berhulu di Gunung Leuser dan bermuara di Lautan Hindia. Wilayah kediaman orang Kluet ini terletak di pedalaman berjarak 20 km dari jalan raya, 50 km dari kota Tapak Tuan. bahasa Kluet terbagi atas 3 dialek yaitu Dialek Paya Dapur, Manggamat dan Krueng Kluet. Mata pencahariannya umumnya ialah bertani, berladang dan berkebun.
Suku Devayan
Suku Devayan merupakan suatu suku bangsa yang mendiami sebagian besar pulau simeulue di Kabupaten Simeulue. Dengan Jumlah penduduk sekitar 50.000 jiwa dan tempat yang masih terisolir maka sebagian besar penduduknya bermata pencaharian nelayan dan berkebun. Salah satu hasil perikanan yang populer ialah udang Lobster (udang laut)
Suku Sigulai
Suku Sigulai merupakan suatu suku bangsa yang mendiami sebagian kecil Kabupaten Simeulue. dengan jumlah 20.000 penduduk, suku ini sebagian besar berada di pesisir barat pulau simeulue.
Suku Haloban
Suku Haloban merupakan suatu suku yang terdapat di Kabupaten Aceh Singkil, tepatnya di kecamatan Pulau Banyak. Kecamatan Pulau Banyak merupakan suatu kecamatan yang terdiri dari 7 desa dengan ibukota kecamatan terletak di desa Pulau Balai. Bahasa Haloban masih bertalian bersahabat dengan bahasa Devayan di pulau Simeulue. Belum di sanggup keterangan yang terperinci ihwal suku ini.
Suku Julu
Suku Julu merupakan suatu suatu yang terdapat di kabupaten daratan. Suku ini lebih lazim dikenal sebagai suku Singkil. Belum di sanggup keterangan yang terperinci ihwal suku ini. (Referensi dari banyak sekali sumber)
Menurut kisah para leluhur, nenek moyang suku Aceh berasal dari keturunan banyak sekali suku-bangsa di dunia, menyerupai Arab, Cham (China), Eropa, Melayu dan Hindia (India). Suku Aceh ialah suku pertama di Indonesia yang memeluk agama Islam. Mereka mendirikan Kerajaan Islam pertama di Indonesia. Inilah suku - suku yang berada di provinsi Aceh
Suku Aceh
Suku Aceh tersebar hampir di seluruh wilayah Aceh mulai Kota Sabang, Kota Banda Aceh, Aceh Besar, Pidie, Bireun, Aceh Utara, Kota Lhokseumawe, Aceh Timur, Aceh Jaya, Aceh Barat, dan sebagian Aceh Tamiang, Aceh Barat Daya, Nagan Raya dan Aceh Selatan. Bahasa yang dipertuturkan ialah Bahasa Aceh, dan penduduknya mencapai 4,5 juta dan lebih banyak didominasi masyarakatnya beragama Islam, mata pencaharian utama ialah sektor pertanian, kelautan, perikanan, dagang dan perkebunan. Salah satu andalannya ialah Kakao, Pinang, Sawet, Karet dan kopi Ulee Kareng yang berkualitas ekspor.
Suku Gayo
Suku Gayo ialah sebuah suku bangsa yang mendiami dataran tinggi di Provinsi Aceh. Suku Gayo sebagian besar mendiami tiga kabupaten yaitu Kabupaten Aceh Tengah, Kabupaten Bener Meriah dan kabupaten Gayo Lues. Suku Gayo beragama Islam dan mereka dikenal taat dalam agamanya. Suku Gayo memakai bahasa yang disebut bahasa Gayo, Jumlah populasinya mencapai 250.000 jiwa.
Karena berada di tempat dataran tinggi, maka mata pencaharian utamanya ialah bertani dan berkebun dengan hasil utamanya kopi. Mereka juga membuatkan kerajinan menciptakan keramik, menganyam, dan menenun. Kerajinan lain yang cukup menerima perhatian ialah kerajinan menciptakan sulaman kerawang Gayo, dengan motif yang khas.
Suku Alas
Suku Alas merupakan salah satu suku yang bermukim di Kabupaten Aceh Tenggara. Kata "alas" dalam bahasa Alas berarti "tikar". Hal ini ada kaitannya dengan keadaan tempat itu yang membentang datar menyerupai tikar di sela-sela pegunungan Bukit Barisan. Daerah Tanah Alas dilalui banyak sungai, salah satu diantaranya adalah Lawe Alas( Sungai Alas). Tanah Alas merupakan lumbung padi untuk daerah Aceh. Tapi selain itu mereka juga berkebun karet, kopi,dan kemiri, serta mencari banyak sekali hasil hutan, menyerupai kayu, rotan, damar dan kemenyan. Sedangkan hewan yang mereka ternakkan ialah kuda, kambing, kerbau, dan sapi.
Suku Alas 100% ialah penganut agama Islam. Namun masih ada juga yang mempercayai praktek perdukunan contohnya dalam kegiatan pertanian. Mereka melaksanakan upacara-upacara dengan latar belakang akidah tertentu semoga pertanian mereka mendatangkan hasil baik atau terhindar dari hama.
Suku Aneuk Jamee
Suku Aneuk Jamee ialah sebuah suku yang tersebar di sepanjang pesisir barat Aceh. Dari segi bahasa, mereka diperkirakan masih merupakan dialek dari bahasa Minangkabau dan berdasarkan cerita, mereka memang berasal dari Ranah Minang. Orang Aceh menyebut mereka sebagai Aneuk Jamee yang berarti tamu atau pendatang.
Umumnya mereka berkonsentrasi di Kabupaten Aceh Selatan, Aceh Barat Daya, Nagan Raya dan sebagian kecil di Aceh Besar. Namun sebagian besar diantaranya berdiam di sepanjang pesisir selatan Aceh, mencakup Aceh Selatan sampai ke Aceh Barat Daya. Mata pencaharian penduduk disini sebagian besar ialah tani dan nelayan, ada juga yang berkebun dan hasil perkenunan disini yang berkualitas ekspor ialah Pala.
Suku Melayu Tamiang
Suku Melayu ini sebagian besar berdiam di kabupaten Aceh Tamiang. Mereka memiliki kesamaan dialek dan bahasa dengan masyarakat Melayu yang tinggal di kabupaten Langkat Sumatra Utara serta berbeda dengan masyarakat Aceh. Meski demikian mereka telah sekian masa menjadi bab dari Aceh.Dari segi kebudayaan, mereka juga sama dengan masyarakat Melayu pesisir timur Sumatera lainnya. Jumlah penduduknya kurang lebih 200.000 jiwa. Mata pencaharian penduduk ialah dari segi perkebunan kelapa sawit.
Suku Kluet
Suku Kluet mendiami beberapa kecamatan di Kabupaten Aceh Selatan, yaitu kec.kluet utara, kec.kluet tengah dan kecamatan kluet selatan serta kecamatan kluet timur. Suku Kluet lebih banyak didominasi beragama Islam. Daerah Kluet ini dipisahkan oleh sungai Lawé Kluet yang berhulu di Gunung Leuser dan bermuara di Lautan Hindia. Wilayah kediaman orang Kluet ini terletak di pedalaman berjarak 20 km dari jalan raya, 50 km dari kota Tapak Tuan. bahasa Kluet terbagi atas 3 dialek yaitu Dialek Paya Dapur, Manggamat dan Krueng Kluet. Mata pencahariannya umumnya ialah bertani, berladang dan berkebun.
Suku Devayan
Suku Devayan merupakan suatu suku bangsa yang mendiami sebagian besar pulau simeulue di Kabupaten Simeulue. Dengan Jumlah penduduk sekitar 50.000 jiwa dan tempat yang masih terisolir maka sebagian besar penduduknya bermata pencaharian nelayan dan berkebun. Salah satu hasil perikanan yang populer ialah udang Lobster (udang laut)
Suku Sigulai
Suku Sigulai merupakan suatu suku bangsa yang mendiami sebagian kecil Kabupaten Simeulue. dengan jumlah 20.000 penduduk, suku ini sebagian besar berada di pesisir barat pulau simeulue.
Suku Haloban
Suku Haloban merupakan suatu suku yang terdapat di Kabupaten Aceh Singkil, tepatnya di kecamatan Pulau Banyak. Kecamatan Pulau Banyak merupakan suatu kecamatan yang terdiri dari 7 desa dengan ibukota kecamatan terletak di desa Pulau Balai. Bahasa Haloban masih bertalian bersahabat dengan bahasa Devayan di pulau Simeulue. Belum di sanggup keterangan yang terperinci ihwal suku ini.
Suku Julu
Suku Julu merupakan suatu suatu yang terdapat di kabupaten daratan. Suku ini lebih lazim dikenal sebagai suku Singkil. Belum di sanggup keterangan yang terperinci ihwal suku ini. (Referensi dari banyak sekali sumber)