Tabularasa Hitam Putihnya Anak, Tergantung Pendidikan Orang Tua


Tabularasa hitam putihnya perjalanan kehidupan seorang anak, sangat tergantung pada pendidikan yang ditorehkan oleh kedua orangtuanya. Kata bijak mengatakan; "Orangtua yakni laksana busur, anak bagaikan panah, busur yang baik yakni yang bisa melesatkan anak panah jauh melewati zamannya".


Agar anak-anak, sebagai generasi masa depan tidak ketinggalan zaman, bekali mereka dengan keahlian hidup. Islam mengajarkan kita, sebagaimana Rasulullah SAW bersabda, "Ajarilah belum dewasa kalian berkuda, berenang dan memanah" (Riwayat Bukhari dan Muslim)


Secara harfiah, olah raga berkuda, berenang dan memanah yakni olah raga yang sangat baik untuk kebugaran tubuh. Para penafsir menyebutkan, bahwa olahraga berkuda sanggup diartikan bisa mengendarai kendaraan (baik kendaraan darat, laut, udara). 


Olahraga berenang sanggup disamakan dengan ketahanan dan kemampuan fisik yang diharapkan semoga menjadi muslim yang kuat. Sedangkan memanah sanggup pula diartikan sebagai acara melatih konsentrasi dan fokus pada tujuan.  


Seiring perkembangan zaman yang semakin moderen, sebagian pakar memperluas tafsiran hadist diatas sebagai berikut:


  • Olahraga Berkuda disebut Skill of Life;  yakni perjuangan memberi keterampilan atau keahlian sebagai bekal hidup semoga mempunyai rasa percaya diri, jiwa kepemimpinan dan pengendalian diri yang baik.
  • Olahraga Berenang disebut Survival of Live; yakni mendidik anak semoga selalu bersemangat, tidak gampang mengalah dan tegar dalam menghadapi masalah.
  • Olahraga Memanah disebut Thingking of Life; yaitu mengajarkan anak untuk membangun kemandirian berpikir, merencanakan masa depan dan memilih sasaran hidupnya.
Orangtua mana yang tak ingin anak-anaknya tumbuh kuat, cerdas, arif dan saleh. Pasti setiap orangtua menginginkan anak-anaknya menjadi generasi yang berpengaruh dan cermelang bukan penakut. Oleh sebab itu, para orang tua, guru, dan orang remaja harus senantiasa menunjukkan perlakuan yang sempurna pada anak-anak. 

Berikut beberapa tips yang harus dihindari oleh orangtua semoga anak tidak menjadi generasi penakut.!


Hindari Over Protektif dari Keluarga
Sebagian orangtua akan menghibur anaknya disaat sedang dalam ketakutan. Cara ini hanya sekedar mengelabui sesaat, tetapi tidak menuntaskan dilema dari penyebab ketakutan yang dihadapi oleh anak, jikalau tragedi menyerupai ini terus terulang-ulang, maka si anak akan menjadi generasi penakut.

Hindari Pelajaran Intimidasi yang Tidak Tepat

Sebagian pelajaran yang tidak cocok untuk anak akan menambah berat sifat penakut dari anak. Ada sebagian orangtua sering menakuti anaknya dengan cerita-cerita pocong, monster atau hantu, tujuan semula supaya anak membisu dan patuh. Tetapi hal ini malah akan menyebabkan keganjilan sifat dan mental dari si anak.

Hindari Sikap Pengejekan dan Penyalahan

Sebagian orang bau tanah dalam menangani situasi anak yang penakut, bukannya menunjukkan perhatian, malah mengejek ataupun memarahinya. Perilaku menyerupai ini hanya akan menciptakan si anak tidak berani menghadapi penyebab ketakutan yang dialami, pendidikan menyerupai ini akan menciptakan gangguan psikologis si anak.

Protek Interaksi Sosial yang Berlebihan 

Dengan sistem residence zaman kini, banyak anak yang kurang menerima kesempatan berinteraksi dengan saudara maupun teman sebaya. Akibat dari kurangnya pengalaman dalam berinteraksi dengan masyarakat sosial akan menyebabkan anak tumbuh menjadi pemalu dan minder.[min]

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel