Manfaatkan Embung Boon Pring Untuk Ekowisata
Sebuah desa di kaki Gunung Semeru mempunyai potensi yang masih tersembunyi. Rimbun dengan pohon bambu, masyarakat mengenalnya dengan Boon Pring. Telaga dan embung di Boon Pring yang terletak di Desa Sanankerto, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang.
Telaga dan embung tersebut berfungsi sebagai sumber irigasi utama. Tiga desa dialiri dari sumber tersebut, ialah Desa Sanankerto, Desa Sananrejom dan Desa Pagedangan.
“Awalnya tempat ini hanya kebun bambu. Kemudian ada kegiatan konservasi masyarakat, maka pada tahun 1978 dibangun embung,” ujar Kepala Desa Sanankerto, Subur, dikala ditemui di Boon Pring, Senin (27/3).
Pada tahun 2014 lalu, lanjut Subur, daerah Boon Pring dikembangkan memakai konsep ekowisata. Dengan luas dan kedalaman tiga meter, pemanfaatan embung semakin luas, ialah untuk sektor perikanan dan wisata perahu. Disalurkannya Dana Desa (DD) menginspirasi masyarakat untuk menciptakan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Kertoharjo. Ekowisata Boon Pring pun menjadi salah satu unit usahanya.
“Pada 2016, ekowisata ini sanggup menghasilkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp 130 juta/ tahun. BUMDes juga akan kami kembangkan lagi dengan menyertakan modal sebesar Rp 170 juta yang diambil dari dana desa,” ungkapnya.
BUMDes yang gres didirikan pada tahun 2016 kemudian ini mempunyai pengurus dan pengawas sebanyak 10 orang. Awal pendiriannya pun dilakukan secara swadaya oleh masyarakat. Mereka memanfaatkan PAD yang tersedia. Hal itu dilakukan alasannya dana desa pada 2016 kemudian difokuskan untuk membangun infrastruktur berupa tembok penahan jalan dan pemberdayaan masyarakat.
“Rencana DD tahun 2017 akan dipakai untuk pengembangan ekowisata. Sebesar Rp 80 juta untuk pembangunan bak renang, Rp 40 juta untuk flying fox, dan Rp 50 juta untuk sepeda perahu,” ujar Subur.
Ekowisata Boon Pring sekarang terus berkembang. Untuk mendukung operasional, pengelola menarik retribusi masuk ke daerah wisata tersebut sebesar Rp 5.000,00.
Pengembangan embung Boon Pring dengan konsep ekowisata merupakan upaya mewujudkan kemandirian desa. Embung yang mempunyai fungsi utama sebagai sumber air bagi masyarakat setempat berhasil memperlihatkan nilai tambah, ialah pengembangan ekowisata yang memperlihatkan manfaat tidak hanya bagi masyarakat desa sekitar, melainkan juga para wisatawan yang berkunjung.
Selain itu, BUMDes yang didapuk menjadi pengelola Boon Pring diyakini akan menciptakan ekowisata tersebut terus berkembang. Sementara laba yang dihasilkan sanggup dipakai untuk membangun desanya.
“Embung desa sanggup meningkatkan produksi pertanian kita sebanyak dua kali lipat. Belum lagi bonusnya, ialah peningkatan kegiatan perikanan, pariwisata, dan kegiatan ekonomi lainnya. Itu akan menjadi daya ungkit ekonomi desa,” ujar Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Eko Sandjojo, dikala mengunjungi desa ekowisata tersebut.
Menteri Eko menambahkan, embung yang ada di daerah ini sanggup diberikan pompa untuk mengangkat air. Perlu kreativitas para pendamping desa yang juga melibatkan masyarakat semoga Boon Pring sanggup terus berkembang. Dengan demikian, daerah ini sanggup mengatasi kemiskinan di lingkungan Boon Pring.
“Daerah manis ibarat ini sanggup bikin homestay untuk menarik wisatawan, nanti bikin event-event juga sanggup di sini. Sangat menarik untuk sektor pariwisata. Kita berikan stimulan Rp 50 juta untuk BUMDes disini,” lanjutnya.
Sumber: kemendesa
Sumber: kemendesa