Bupati Yang Siap Dengan Agenda Unggulan Akan Dihubungkan Dengan Investor

Ayo Bangun Desa - Untuk mempercepat pengembangan desa, perlu dibangun komunikasi yang intensif antara kepala daerah dengan pelaku perjuangan dan perbankan. Dengan demikian, potensi dan peluang investasi di daerah sanggup dioptimalkan.
Ilustrasi: Produk Unggulan Desa 
"Produk unggulan daerah perdesaan yakni klusterisasi ekonomi di desa-desa dengan memilih fokus dari daerah itu. Kami secara terpola mengundang lima hingga dengan 10 bupati yang siap dengan agenda unggulannya.

Lalu mengundang perbankan dan kalangan pengusaha," kata Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Eko Putro Sanjoyo dalam pertemuan dengan 4 kepala daerah, pengusaha, serta kementerian dan lembaga, Selasa (2/5), di Jakarta menyerupai dilansir Kompas.id.

Eko mengatakan, melalui pertemuan menyerupai itu, para kepala daerah sanggup eksklusif memberikan agenda atau potensi daerah mereka masing-masing. Misalnya, Kabupaten Minahasa Utara mempunyai potensi pariwisata dengan keindahan pulau-pulau atau potensi sebagai penghasil buah kelapa. Kabupaten Poso mempunyai potensi kakao yang besar. Sementara, Manokwari Selatan mempunyai potensi wisata.

Menurut Eko, biar investor mau masuk, produk unggulan suatu daerah, contohnya kelapa dan kakao, harus mencapai skala ekonomi.

Oleh alasannya yakni itu, kepala daerah didorong biar memilih satu atau dua produk unggulan yang sanggup diproduksi dalam skala besar dan terus-menerus.

Dengan demikian, investor bersedia masuk ke daerah tersebut dan berinvestasi membangun industri sesudah panen atau industri pengolahan komoditas yang dihasilkan daerah itu.

Di sisi lain, lanjut Eko, para kepala daerah juga diperlukan memberi akomodasi perizinan dan membantu penyediaan lahan. "Dengan industri skala besar masuk, maka perbankan pun akan ikut masuk," ujar Eko.

Pada kesempatan itu, Bupati Manokwari Selatan (Papua Barat) Markus Waran menyatakan, kesiapannya mempermudah perizinan bagi investor yang masuk. "Kami akan bantu perizinan (untuk investor). Lahannya jikalau perlu sanggup kita gratiskan," ujar Waran.

Dana Desa

Terkait dana desa yang disalurkan semenjak 2015, Eko menekankan, masih perlu didorong biar optimal. Selama ini, dana desa hanya memperlihatkan lapangan kerja bagi masyarakat desa antara 3 bulan hingga 6 bulan.

Jika dana desa dimanfaatkan untuk menciptakan tubuh perjuangan milik desa (BUMDes) yang fokus pada potensi unggulan desa, acara ekonomi desa diperlukan sanggup terus diciptakan.

Dari sekitar 2.000 unit BUMDes pada 2015, dikala ini telah meningkat menjadi sekitar 18.000 BUMDes. Dari jumlah itu, hanya sekitar 4.000 BUMDes yang mempunyai omzet per bulan di atas Rp 100 juta. Saat ini di Indonesia terdapat 74.910 desa.(*)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel