Masyarakat Desa Bergairah: Harga Pinang Tinggi, Harga Sawit Melemah

GampongRT - Bertahannya harga jual pinang menciptakan kehidupan ekonomi masyarakat desa sedikit kasar di beberapa kabupaten di Aceh menyerupai di Aceh Utara, Bireuen, Pidie, dan Aceh Timur.

Aceh sudah dikenal sebagai salah satu tempat pengekspor pinang terbesar di Indonesia dengan kwalitas biji terbaik dengan kandungan getah yang tinggi.

Harga jual pinang belah pada bulan Februari 2016 berada di kisaran Rp 12-13 ribu per kilogram. Sedangkan harga pinang bundar kering berada di kisaran Rp 17-19 ribu per kilogram.


Harga ini masih dianggap tinggi, meskipun terjadi penurunan jika dibandingkan dengan harga jual pada bulan Nopember 2015.

Seorang toke pinang di kecamatan Sawang Kabupaten Aceh Utara menyebutkan, semenjak 2 tahun belakangan ini harga pinang relatif tinggi dan bergairah. 
Berbeda dengan harga sawit yang terus melemah menyerupai yang terjadi dalam beberapa bulan yang lalu.

Memang harga pinang di level pengumpul suka berubah-rubah, biasanya terjadi ketika trend hujan tiba, namun penurunan harganya tidak terlalu mencolok. Bergairahnya harga jual biji pinang alasannya undangan pasar dunia yang terus meningkat. 

"Sebuah khabar disebut-sebut harga pinang bakal mencapai Rp 50 ribu perkilogram pada tahun 2019." Untuk sanggup menikmati hasil pinang yang banyak dan berkwalitas, tanam pinang dan rawatlah dengan baik.

Pinang yang berbuat banyak berasal dari bibit pinang berkwalitas. Salah satu ciri bibit pinang yang baik mempunyai buah lebat, satu tandan berisi 150-250 biji buah pinang segar.

Jika yang ditaman yaitu bibit pinang berkwalitas dalam satu hektar, petani akan mendapat hasil sekitar 1.8 ton biji pinang kering. Kalau dikali harga jual dikala ini maka dalam satu hektar akan memperoleh pendapatan sekitar 15.000.000-18.000.000/perbulan, dalam setahun sekitar 216 juta/hektar. Insya Allah.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel