Kemendes: Tiga Tahun Mendatang Tak Ada Lagi Desa Tertinggal

INFODES - Program pengentasan kemiskinan pada desa-desa tertinggal melalui gelontoran dana desa sepertinya mulai melahirkan kenyataan. Bahkan Kementerian Desa Pembangunan Desa Tertinggal dan transmigrasi (PDTT) yakin, dalam tiga tahun ke depan sudah tidak ada lagi desa tertinggal.

Pernyataan itu diungkapan Menteri Desa PDTT Eko Putro Sandjojo baru-baru ini. "Ini sudah terbukti di 24 kabupaten. Setengah dari desa tertinggal di 24 kabupaten itu sudah keluar dari predikat tertiggal,” kata Menteri. Tetapi dengan syarat, desa-desa melakukan empat prioritas dana desa yang diprogramkan Kementerian Desa yakni membuat produk unggulan daerah perdesaan, membentuk BUMDes, membangun embung dan sarana olah raga.

Untuk mempercepat terujudnya empat jadwal itu, Kementerian Desa mendorong para pendamping desa sebagai distributor yang membantu desa mewujudkan empat program. Program Unggulan Kawasan Pedesaan (Prukades) misalnya, bahwasanya jadwal ini yaitu jadwal pembentukan klaster ekonomi di desa. Dengan jadwal ini balasannya desa akan mempunyai satu komoditas unggulan yang menjadi fokus pegembangan dan dapat diproduksi dalam skala yang besar. Skala besar itu akan memudahkan desa mendapat pasar yang menguntungkan dan dapat bersaing

Untuk jadwal Prukades, intinya yaitu pembentukan klaster ekonomi di desa. Desa akan mempunyai satu komoditas unggulan yang menjadi fokus pengembangan, dan diproduksi dalam skala besar. Karena sebagian besar desa bertumpu pada  pertanian maka kemudahan paska panen dan penguasaan rantai pemasaran juga harus di siapkan.

Pembentukan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yaitu membangun kekuatan ekonomi desa berbasis potensi desa dengan segala asset yang dimiliki. BUMDes digadang bakal menjadi lokomotif ekonomi dengan menjadi forum ekonomi penyangga acara ekonomi yang sudah berjalan di desa. Dengan demikian maka desa akan mempunyai kekuatan ekonomi gres yang pergerakannya dijalankan sepenuhnya oleh warga desa dengan memanfaatkan penyertaan modal dari dana desa. Kementerian menargetkan, tahun 2019 seluruh desa di Indonesia sudah dapat membentuk BUMDes-nya masing-masing.


Perihal embung desa alias penampung air untuk pengairan persawahan desa, terang ini sangat membantu para petani alasannya yaitu basis ekonomi sebagian desa berada pada sektor pertanian. Namun begitu bukan hanya fungsi untuk pengairan  saja yang dapat dilakukan embung desa. Melainkan embung desa juga dapat menjadi obyek wisata yang mendatangkan income gres bagi sebagian warga. Juga membuat suasana bangga di desa itu kalau ini terjadi. Seperti yang dilakukan desa Nglanggran, Patuk, Gunungkidul. Selain mempunyai bekas Gunung Api Purba, embung di desa ini juga berhasil memikat hati ribuan wisatawan tiap bulan.

Sedangkan pembangunan sarana olah raga akan memicu aak-anak mudanya menjadi lebih produktif  dan dapat menyalurkan talenta olahraganya. Olahraga sejatinya bukan hanya persoalan acara fisik membangun tubuh yang sehat tetapi juga berfungsi sebagai acara refresing bagi warga desa sehingga bawah umur mudanya menjadi dapat berfikir lebih positif. Olah raga juga sebuah cara yang jitu untuk menghindari maraknya narkoba dan gerakan terlarang.

Kementerian meminta para pendamping desa akan dapat mempercepat empat jadwal utama ini dapat segera direalisasikan pada masing-masing desa yang mereka miliki. “Ini yaitu tugas pendamping, oleh alasannya yaitu itu kita menghabiskan anggaran sampai Rp2,2 triliun untuk 39 ribu pendamping di seluruh Indonesia,” kata Menteri Desa. 

Sumber: berdesa.com

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel