Publik Pertanyakan Rekrutmen Pendamping Desa Yang Tak Transparan
GampongRT - Desa Membangun Indonesia: Puluhan massa Jaringan Pemantau Pendampingan Desa (JP2D) Jawa Barat, menggelar agresi unjuk rasa di depan Gedung Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa (BPMPD) Jabar, Jalan soekarno Hatta, Kota Bandung, Senin, 14 September 2015.
"Kita menuntut hasil simpulan dari proses rekrutmen pendamping desa ini. Jabar merupakan provinsi yang keterlambatannya jauh sekali. Provinsi lain sudah selesai melaksanakan rekrutmen. Sosialisasi di Jabar juga minim, hanya dari media," kata Taufik Nurrohim, koordinator aksi, di lokasi unjuk rasa.
Menurut Taufik, dikala proses pemberkasan rekrutmn, rekan-rekannya yang tiba ke BPMPD ada yang ditolak dan dipersilakan mengirim berkas lewat surat.
"Rekan-rekan yang ditolak diminta mengirim berkas lewat surat sesuai Po Box yang telah diberikan pihak BPMPD, namun dikala kita cek di beberapa daerah, banyak PT Pos yang tidak mengetahui alamat Po Box tersebut. Di sini kami ingin menanyakan apakah itu alamat palsu atau ibarat apa," ujarnya.
Taufik berharap dengan agresi tersebut proses perekrutan ke depannya dapat dilakukan oleh forum yang kredibel. "Rekrutmen kan tidak hanya hari ini, tapi berjenjang enam bulan ke depan. Kasihan rekan-rekan dari kawasan yang ingin mendaftar ke sini ditolak dan disuruh kembali lagi ke daerah," katanya.
Sementara agresi demo terus berlangsung, pantauan metrotvnews.com di lapangan, massa agresi bergerombol dan meneriakkan orasi ketidakpuasan mereka terhadap perekrutan pendampingan desa ini.
Aksi dilanjutkan dengan teatrikal menggigit tiga tikus putih kemudian di cabik-cabik dan dilemparkan ke halaman dalam kantor BPMPD Jabar. (Sumber: metrotvnews.com)
Ilustrasi
Aksi tersebut merupakan bentuk protes massa yang menilai BPMPD Jabar gagal melaksanakan proses rekrutmen pendamping desa."Kita menuntut hasil simpulan dari proses rekrutmen pendamping desa ini. Jabar merupakan provinsi yang keterlambatannya jauh sekali. Provinsi lain sudah selesai melaksanakan rekrutmen. Sosialisasi di Jabar juga minim, hanya dari media," kata Taufik Nurrohim, koordinator aksi, di lokasi unjuk rasa.
Menurut Taufik, dikala proses pemberkasan rekrutmn, rekan-rekannya yang tiba ke BPMPD ada yang ditolak dan dipersilakan mengirim berkas lewat surat.
"Rekan-rekan yang ditolak diminta mengirim berkas lewat surat sesuai Po Box yang telah diberikan pihak BPMPD, namun dikala kita cek di beberapa daerah, banyak PT Pos yang tidak mengetahui alamat Po Box tersebut. Di sini kami ingin menanyakan apakah itu alamat palsu atau ibarat apa," ujarnya.
Taufik berharap dengan agresi tersebut proses perekrutan ke depannya dapat dilakukan oleh forum yang kredibel. "Rekrutmen kan tidak hanya hari ini, tapi berjenjang enam bulan ke depan. Kasihan rekan-rekan dari kawasan yang ingin mendaftar ke sini ditolak dan disuruh kembali lagi ke daerah," katanya.
Sementara agresi demo terus berlangsung, pantauan metrotvnews.com di lapangan, massa agresi bergerombol dan meneriakkan orasi ketidakpuasan mereka terhadap perekrutan pendampingan desa ini.
Aksi dilanjutkan dengan teatrikal menggigit tiga tikus putih kemudian di cabik-cabik dan dilemparkan ke halaman dalam kantor BPMPD Jabar. (Sumber: metrotvnews.com)