Keterbatasan Pemanfaatan Dana Desa

Pulang Kampung Bangun Desa/Foto: Ilustrasi
GampongRT - Dana desa yang mulai digulirkan pada tahun kemudian telah menjadi impian baru. Para pengelola desa berharap dana itu benar-benar bakal menggelorakan dinamika wilayahnya.

Namun Menteri Desa, Pembangunan kawasan Tertinggal, dan Transmigrasi Marfan Jafar menegaskan jadwal itu difokuskan pada sektor infrastruktur. Padahal sudah ada desa yang mengangankan untuk mempunyai sentra kebudayaan. Di Jawa Barat, ada desa yang merencanakan untuk menciptakan perkebunan.

Proyek-proyek menyerupai itu ternyata tidak sanggup dilaksanakan dengan dana desa. Program dana desa belum usang berjalan. Untuk memperbaiki pelaksanaannya pada kemudian hari, penilaian tentu diperlukan.

Efektivitas penilaian dibutuhkan semoga masukanmasukan yang diberikan sanggup dijalankan. Saran-saran tersebut juga merupakan hasil penilaian atas proyekprooyek yang sudah dilaksanakan.

Untuk kepentingan itu, masuk akal jika jadwal dana desa terfokus pada sektor tertentu. Pemilihan pembangunan infrastruktur juga strategis, mengingat problem utama negeri ini yaitu kelangkaan prasarana yang memadai. Jalan-jalan banyak yang rusak.

Bahkan banyak desa yang terisolasi sebab jalan penghubung tidak sanggup dilalui mobil. Idealnya sebuah desa tidak hanya punya satu jalur penghubung. Kenyataannya, banyak desa yang tidak punya jalur alternatif.

Tidak mengherankan jika ada problem pada sebuah jalan, contohnya kerusakan jembatan, mobilitas para penduduknya pun menjadi sangat terbatas. Mobilitas juga identik dengan kegairahan ekonomi.

Akses yang terbuka luas akan menciptakan hasil-hasil ekonomi desa juga gampang dijual sehingga pendapatan warga bertambah. Peningkatan potensi ekonomi tidak hanya dengan jalan dan jembatan. Irigasi dibutuhkan untuk menjaga pasokan air bagi budi daya tanaman. Masih sangat banyak desa yang belum mempunyai jaringan air bersih.

Program dana desa sanggup dilakukan untuk mewujudkan prasarana-prasarana tersebut. Sesungguhnya, pementingan pada sektor infrastruktur tetap memunculkan gelora baru. Belum lagi semangat proyek-proyek yang dibiayai lewat jadwal ini yaitu padat karya.

Ekonomi desa bakal bergerak sebab terdapat penambahan uang beredar. Pada sisi lain, proyek-proyek itu menambah pula tingkat kestrategisan desa pada masa depan. Dengan kekuatan ekonomi yang bertambah, tugas masyarakat desa sebagai konsumen juga akan meningkat.

Peningkatan konsumsi akan memperdalam struktur ekonomi, yang pada gilirannya juga menjadi fondasi bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Fokus pada sektor infrastruktur, dengan demikian memang diperlukan.

Keterbatasan penggunaan dana desa bahu-membahu justru akan mempercepat pembuatan landasan bagi kegairahan ekonomi di banyak sekali penjuru. Namun, yang harus diingat yaitu kehadiran budaya gres bagi para pegawanegeri desa.

Budaya itu yaitu disiplin dan keterbukaan dalam pengelolaan keuangan. Mereka dituntut untuk mempertanggungjawabakan secara baik proyek-proyek yang dibangun dengan dana desa, dan juga menjadi penggalan dari sistem keuangan internal yang baik.

Pendapatan-pendapatan desa harus dicatat dan dilaporkan secara berkala. Itu semua membutuhkan SDM terampil dan memadai jumlahnya. Pengawasan juga harus berjalan konsisten dan terpadu.

Sumber: Suara Merdeka

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel