Marwan Jafar: Dilema Infrastruktur Kendala Utama Di Perdesaan

GampongRT - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendesa PDTT) Marwan Jafar optimis percepatan pembangunan infrastruktur dan konektivitas akan menggerakkan perekonomian daerah tertinggal dan mempercepat pemerataan kesejahteraan ke wilayah yang selama ini kurang tersentuh pembangunan, yang secara otomatis pula akan mengurangi kesenjangan.

“Masalah infrastruktur dan konektivitas selama ini menjadi kendala utama di daerah tertinggal khususnya yang di perdesaan, jalan-jalan banyak yang berbatu dan berlubang, begitu pula jalan-jalan penghubung dengan daerah-daerah lainnya kondisinya rusak parah tidak dapat dilalui roda empat bahkan untuk sepeda motor juga sulit, inilah yang mengakibatkan daerah tersebut ekonominya tidak berkembang, terus dalam kondisi tertinggal, inilah yang kita atasi melalui aktivitas percepatan infrastruktur daerah” ujar Menteri Marwan di Jakarta, Rabu, (1/7/2015).


Dilansir dari situs Kementerian Desa, PDTT Marwan Jafar menyebutkan, dengan membangun infrastruktur dan konektivitas antar wilayah di daerah tertinggal maupun dengan daerah-daerah sekitarnya untuk menghilangkan kendala dalam transportasi dan interaksi ekonomi, maka kegiatan produksi, perdagangan dan jasa lainnya pun dengan sendirinya akan berkembang. Masyarakat dapat memasarkan hasil pertanian dan perjuangan lainnya, dan aneka macam sumberdaya yang ada dapat diolah dan dikembangkan menjadi kegiatan perjuangan produktif yang menggerakkan ekonomi setempat dan menawarkan kesejahteraan bagi masyarakat. (Baca: Menteri Marwan: Desa Terisolir Harus Tersentuh Transportasi Pedesaan)

Ilustrasi: Jalan Tani Gampong Riseh Tunong
“Kita harus berani melaksanakan terobosan untuk mempercepat pembangunan infrastruktur, membangun konektivitas untuk mendukung kelancaran kegiatan ekonomi di daerah tertinggal, jadi kini kita tidak lagi memakai paradigma infrastructure follow people tapi sebaliknya people follow infrastructure, untuk mendukung daerah tertinggal biar ekonominya cepat berkembang, masyarakatnya berpenghasilan dan sejahtera, inilah yang kita gencarkan kini ini” imbuh Menteri Marwan. 

Menteri Desa tidak memungkiri bahwa aktivitas percepatan infrastuktur daerah ini membutuhkan anggaran biaya yang sangat besar.

“Memang butuh dana besar, alasannya yaitu itu aku sangat mengharapkan ada penambahan anggaran untuk aktivitas percepatan infrastruktur daerah, anggaran tersebut dapat dialokasikan melalui dana alokasi khusus (DAK) bidang transportasi perdesaan untuk mendukung pembangunan konektivitas daerah perdesaan, daerah tertinggal, wilayah perbatasan dan transmigrasi” ungkap Menteri Marwan. 


Namun dana besar tersebut tolong-menolong sangat layak jikalau dibandingkan dengan manfaat yang akan dihasilkan, yaitu tumbuhkembangnya aktifitas perekonomian di daerah-daerah tertinggal, terciptanya aneka macam peluang kerja dan perjuangan bagi penduduk lokal, meningkatnya daya beli masyarakat, berkurangnya angka pengangguran dan kemiskinan, meningkatnya kesejahteraan masyarakat, serta meningkatnya produk domestik regional bruto (PDRB) dan pemasukan orisinil daerah (PAD).

“Saya optimis percepatan pembangunan infrastruktur dan konektivitas daerah tertinggal akan berdampak aktual terhadap pemerataan kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi antar wilayah di Indonesia, ini akan mendukung sasaran RPJMN pada tahun 2019 pertumbuhan ekonomi daerah tertinggal rata-rata 7,5%, angka kemiskinan dapat turun menjadi 12,5%, dan indeks pembangunan insan (IPM) nya mencapai 71,5, dan 80 an daerah tertinggal dapat lepas dari ketertinggalannya dan bermetamorfosis daerah maju dan sejahtera” tandas Menteri Marwan.[]

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel