Menteri Desa: Dana Desa Topang Daya Jangkau Layanan Kesehatan Masyarakat
GampongRT - Pergi ke dukun dan tabib tradisional masih menjadi kebiasaan bagi sebagian masyarakat di pelosok-pelosok desa. Hal ini terjadi karena susukan terhadap layanan kesehatan masyarakat masih rendah.
Kondisi ini menjadi salah satu fokus pemerintahan Jokowi-JK untuk segera ditangani. Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Marwan Jafar pun terus mendorong percepatan susukan layanan kesehatan bagi masyarakat, terutama bagi masyarakat di desa-desa.
Data menunjukkan, angka maut ibu di Indonesia dapat mencapai 359 per 100 ribu kelahiran hidup. Sementara angka maut bayi 32 per 1000 kelahiran hidup. Data lain juga menegaskan bahwa Indonesia menduduki peringkat kelima dunia untuk jumlah anak dengan kondisi stunting (kurang gizi) sebesar 37,2%. Lebih parah dibanding negara Asia Tenggara lainnya, ibarat Myanmar (35%), Vietnam (23%), dan Thailand (16%).
"Semua desa harus punya Posyandu dan harus dihidupkan, polindes juga harus dibangun dan digerakkan, termasuk Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)," ujar Menteri Marwan.
Jumlah posyandu di Indonesia sendiri memang masih sedikit, bahkan tidak hingga 500.000 unit. Jauh dibanding jumlah desa yang mencapai 74.7547 di seluruh Indonesia.
"Posyandu, Polindes, dan PAUD harus dihidupkan. Ini menyangkut layanan sosial dasar bagi masyarakat yang kita terus tingkatkan," jelasnya.
Menteri Marwan menambahkan, Pemerintahan Jokowi-JK telah mengakibatkan desa sebagai fokus utama pembangunan nasional. Jumlah Dana Desa pun ditingkatkan menjadi Rp47 triliun tahun 2016. Dana Desa ini harus diprioritaskan untuk infrastruktur desa, namun boleh saja sedikit dari dana desa itu disisihkan untuk membenahi Posyandu, Polindesa, ataupun PAUD.
"Kalau contohnya sebuah desa mendapat dana desa Rp700 juta, kasilah buat Posyandu Rp25 juta supaya kesehatan masyarakat terlayani. Tapi fokus utama tetap infrastruktur," tandasnya. (Info Kemendes)
Kondisi ini menjadi salah satu fokus pemerintahan Jokowi-JK untuk segera ditangani. Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Marwan Jafar pun terus mendorong percepatan susukan layanan kesehatan bagi masyarakat, terutama bagi masyarakat di desa-desa.
Data menunjukkan, angka maut ibu di Indonesia dapat mencapai 359 per 100 ribu kelahiran hidup. Sementara angka maut bayi 32 per 1000 kelahiran hidup. Data lain juga menegaskan bahwa Indonesia menduduki peringkat kelima dunia untuk jumlah anak dengan kondisi stunting (kurang gizi) sebesar 37,2%. Lebih parah dibanding negara Asia Tenggara lainnya, ibarat Myanmar (35%), Vietnam (23%), dan Thailand (16%).
"Semua desa harus punya Posyandu dan harus dihidupkan, polindes juga harus dibangun dan digerakkan, termasuk Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)," ujar Menteri Marwan.
Jumlah posyandu di Indonesia sendiri memang masih sedikit, bahkan tidak hingga 500.000 unit. Jauh dibanding jumlah desa yang mencapai 74.7547 di seluruh Indonesia.
"Posyandu, Polindes, dan PAUD harus dihidupkan. Ini menyangkut layanan sosial dasar bagi masyarakat yang kita terus tingkatkan," jelasnya.
Menteri Marwan menambahkan, Pemerintahan Jokowi-JK telah mengakibatkan desa sebagai fokus utama pembangunan nasional. Jumlah Dana Desa pun ditingkatkan menjadi Rp47 triliun tahun 2016. Dana Desa ini harus diprioritaskan untuk infrastruktur desa, namun boleh saja sedikit dari dana desa itu disisihkan untuk membenahi Posyandu, Polindesa, ataupun PAUD.
"Kalau contohnya sebuah desa mendapat dana desa Rp700 juta, kasilah buat Posyandu Rp25 juta supaya kesehatan masyarakat terlayani. Tapi fokus utama tetap infrastruktur," tandasnya. (Info Kemendes)
Editor: Admin-02